About The Author

My photo
well,like it or not this is me... X)

Wednesday, April 13, 2011

The End of The Night

Mark dan Claire kembali ketempat mereka berpisah dengan Jake, Alice dan Toby dengan harapan mereka juga kembali kesana. tetapi tiba-tiba Mark diserang oleh penyerang misterius.

-
"Mark ! awas !" teriak Claire padaku. tanganku secara respon menangkap balok kayu yang diarahkan ke kepalaku. yah.. untung dulu aku pernah belajar tinju dari ayahku, setidaknya refleks'ku membantu disaat-saat seperti ini.

"whoah..whoah...tenang sobat, apa kau mencoba memecahkan kepala sohibmu ini?" kataku ketika kulihat siapa yang mengayunkan balok kayu itu kepadaku.

"Mark !" seru Jake "tadinya jalanan ini sepi dan aku mendengar suara, kukira kau salah satu dari mereka" katanya lagi.

Jake adalah sohib dekatku, dulu sebelum ibuku menghilang aku punya banyak teman yang lumayan akrab dan Jake salah satunya. aku sering bermain ke rumahnya dan ia juga sering bermain ke rumahku. tapi itu sudah lama sekali, sejak ibuku menghilang dan ayah berubah menjadi pecandu alkohol aku merasa hidupku hancur, aku menjadi temperamen. teman-temanku mulai menjauhiku, tapi Jake tetap berteman denganku. karenanya pula ia menjadi teman terbaikku, aku menceritakan hampir semua hal kepadanya. walaupun sejak ibuku menghilang aku tidak mengizinkannya memasuki rumahku lagi, aku tidak ingin ia melihat ayahku yang seperti itu. setidaknya aku tidak ingin sahabatku melihat ayah yang kubanggakan menjadi seperti itu. sejak saat itu kami lebih sering nongkrong di rumahnya. kurasa ia mengerti perasaanku dan ia tidak pernah sekalipun menanyakan tentang ibuku. aku juga tidak pernah menceritakan soal itu padanya. well, mungkin sekali...tapi setelah itu kami tidak pernah membahasnya lagi. aku mengerti bahwa ia mencoba menjaga perasaanku, mungkin suatu hari aku akan mengizinkannya masuk ke rumahku lagi. ya, suatu hari.

"tenanglah sobat, apa kau tidak melihat cahaya putih tadi? kurasa itu tanda mereka di panggil oleh pemimpinnya" kataku. "cahaya putih apa?" tanyanya. "kau tidak melihatnya? cahaya putih yang terang seperti kembang api itu?" dia menggeleng "kami sembunyi dipipa saluran pembuangan sampai tadi" jawabnya. "cerdik" kataku sambil nyegir kepadanya. "tidak juga, kami hampir tertangkap tadi, tapi tiba-tiba pak Larry..atau yang tadinya pak Larry mengatakan kalau mereka di suruh berkumpul oleh Phantom" kata Jake lagi "mungkin pada saat itulah cahaya seperti kembang api dinyalakan" timpal Toby.

"apa yang harus kita lakukan sekarang?" kata Claire tiba-tiba. "kurasa kita harus pulang" timpal Jake. "kurasa itu ide yang bagus" kataku mendukung ide Jake "u..um..." Alice bergumam ragu-ragu, dan semua melihatnya. ia melanjutkan kata-katanya dengan muka tertunduk dan terbata-bata "ba...bagaimana kalau mereka sudah menunggu dirumah kita?"
"menurutmu mereka sudah tau alamat kita?" tanya Toby
"itu bisa saja terjadi" jawab Claire
"bagaimana kalau kita mengecek rumah kita satu persatu?" Jake mengusulkan
"dimulai dari rumah siapa?" jawabku langsung menyetujuinya
"bagaimana dengan rumah Alice?" kata Jake sambil memandang kearah Alice
"eh..a..aku?"
"iya, lagipula kami tidak tau dimana rumahmu. lebih aman kalau lebih banyak orangkan? bagaimana menurutmu Mark"
"kurasa kau benar sobat, jadi.. dengan siapa kau tinggal?" tanyaku sambil memandang Alice
"sen..sendiri" katanya. entah hanya perasaanku saja atau ketika ia menjawab pertanyaanku aku melihat ekspresi sedih darinya. "jadi? kemana orangtua'mu?" tanya Claire santai.

Claire adalah gadis yang sangat cerdas dan cantik, hanya saja kadang ia bisa menjadi sangat tidak sensitif. mungkin karena ia berasal dari keluarga yang utuh maka ia bisa menanyakan pertanyaan seperti itu dengan santai. aku tau rasanya sebuah keluarga yang tidak utuh, oleh karenanya aku tidak menanyakan hal itu. kudengar Toby hanya tinggal berdua dengan neneknya jadi kurasa ia juga tau bagaimana rasanya sebuah keluarga yang tidak utuh, sedangkan Jake sudah menjadi teman baikku selama bertahun-tahun jadi aku yakin ia cukup sensitif pada hal seperti ini.

saat Claire menanyakan itu aku dan Jake melotot padanya dengan makna 'sensitif'lah sedikit'. "apa?" tanya Claire merasa tidak bersalah. "ayah dan ibuku ada diluar negri, mereka sibuk kerja dan hanya pulang 2 bulan sekali" jawab Alice "jadi kau tinggal sendiri?" tanya Claire lagi dengan sangat tidak sensitifnya. "aku tinggal berdua dengan seorang pelayan yang mengurus kebutuhkan hidupku sehari-hari" jawab Alice masih sambil menundukkan kepalanya. "whoah, kau pasti orang yang cukup kaya.. sekarang ayo kita pergi ke rumahmu dan mengantarmu pulang" jawabku mengakhiri pembicaraan. "setuju" jawab Jake dan kamipun bergegas menuju rumah Alice.

-

kami tiba dirumah Alice dan tebak apa? di bukan hanya orang kaya, dia orang yang sangat kaya. rumah yang seperti istana dan sejauh yang kulihat halaman belakang rumahnya 3x lebih luas daripada rumahku sendiri. "wow, kau benar-benar orangkaya" kataku tercengang. "menurutmu berapa lama yang dibutuhkan untuk menjelajahi isi rumahnya saja?" aku dan Jake sering menanyakan pertanyaan bodoh seperti ini hanya untuk bercanda "entahlah, kurasa akan sangat lama sekali" jawabku masih tercengang melihat rumahnya. "bukankah kalian ikut kesini untuk memastikan bahwa tidak ada mahkluk-mahkluk itu disini?" kata-kata Claire memecahkan lamunanku tentang seberapa luas rumah itu. "ah, kau benar... ayo Jake, Toby"

-

kami pulang setelah selesai memeriksa halaman depan dan isi rumah Alice. itu memakan waktu lebih lama dari yang kuperkirakan. halaman depannya butuh waktu 10 menit dengan aku, Jake dan Toby yang memeriksanya sementara Claire dan Alice memeriksa beranda rumahnya. rumahnya sendiri memerlukan 15 menit untuk setiap lantainya dan kami memeriksa 3 lantai. Claire dan Alice memeriksa kamar-kamar sedangkan kami memeriksa tempat-tempat lainnya. Alice bersikeras kami tidak perlu memeriksa halaman belakangnya, katanya tempat itu sudah dipasang berbagai sistem keamanan dan alarm jadi ia akan tau jika ada yang memasuki halaman belakang rumahnya secara ilegal. aku merasa sedikit bersyukur karena aku tidak tau berapa lama waktu yang diperlukan untuk memeriksa halaman seluas itu dan aku sudah sangat lelah sekali terutama dengan semua yang terjadi malam ini.

selanjutnya kami memeriksa rumah Claire, hanya butuh 3 menit untuk halaman rumahnya dan 5 menit untuk memeriksa rumahnya, itu karena orangtuanya terjaga dan hampir menceramahinya. Jake menjelaskan bahwa mereka terkunci disekolah karena satpam sekolah lupa bahwa mereka dihukum sampai jam 8 dan berakhir pulang jam 9 malam. sepertinya orangtua Claire percaya kata-kata Jake, tapi kelihatannya Claire tidak akan lolos begitu saja karena berurusan dengan pak Sam wakil kepala sekolah kami.

kemudian kami kerumah Toby dan selesai memeriksa rumahnya dalam 10 menit, begitu pula dengan rumah Jake. Toby mengatakan pada neneknya bahwa ia mengikuti kegiatan ekstrakulikuler disekolah sedangkan kami memeriksa rumah Jake secara diam-diam karena ia tidak ingin membangunkan orangtuanya. Toby kembali kerumahnya dan Jake menyelinap kekamarnya diam-diam setelah aku menolak tawaran mereka untuk mengantarkanku sampai kerumah. lagipula aku tidak ingin mereka masuk kerumahku. Jake tampaknya mengerti, karena itu ia tidak memaksa. aku kemudian pulang kerumahku dengan hati-hati.

-

sampai dirumah kulihat TV menyala dan ayah tertidur di sofa ruang keluarga kami hanya dengan memakai singlet dan celana boxer dengan botol bir yang masih setengah berisi ditangan kiri dan remote TV ditangan kanannya, sementara beberapa botol bir kosong berserakkan dilantai dekat sofa dan meja. kumatikan TV dan membereskan botol-botol bir itu kemudian kuselimuti ayahku. aku mengecek seluruh rumah dan kamar tapi tidak ada tanda kehadiran siapa-siapa, ku kunci pintu dan terbaring tidur dikasurku tanpa mengganti pakaianku lagi karena sudah terlalu lelah dengan hari yang gila ini. sesaat aku masih bisa mencium aroma kamar dan bantalku dan kemudian semuanya mulai kabur dan aku terlelap. malampun berlalu dengan tenang, tapi aku tau disuatu tempat terdapat alien gila dan pasukannya yang siap menyerang dan menguasai bumi kapan saja.



To Be Continued. . .


apa yang akan mereka hadapi selanjutnya?
bahaya apa yang menanti mereka selanjutnya?

Tuesday, April 12, 2011

Ms.Perfect & Mr.Ignorant

Claire dan Mark terpisah dengan Jake, Alice dan Toby setelah lolos dari kepungan pasukan Antz yang dipimpin pak Larry.

-
"stop..stop..." kataku pada Mark. "mereka sudah kehilangan jejak kita...well, setidaknya mereka tidak kelihatan lagi... dan aku capek berlari terus,bisakah kita istirahat sebentar?" "apa? kau gila ya? kau ingin tertangkap oleh mereka dan dijejali mahkluk menjijikkan itu kedalam mulutmu dan membiarkan tubuhmu dikuasai oleh mereka?" kata Mark kasar padaku. "hey, jaga kata-katamu. mungkin kau kuat berlari lama karena kau tidak memakai isi kepalamu dan hanya mengandalkan ototmu itu" kataku ketus. "oh, kudengar kau ketua tim cheerleader tapi hanya berlari begini saja kau sudah capek? dasar tuan putri" balas Mark tajam.

aku memang ketua cheerleader disekolah kami. well, setidaknya sampai akhir tahun ajaran ini. aku mengikuti cheerleader dari sejak aku duduk dibangku SMP. itu karena aku sangat menyukai cheerleader, mungkin itu pengaruh ibuku yang seorang guru aerobik. setiap melakukan cheerleader aku merasa sangat bebas. aku dan Jake memang sepupu dan keluarga kami memang dekat, tapi itu bukan berarti cara mendidik anak dalam keluarga kami sama, terutama karena aku anak perempuan. aku dituntut selalu bersikap sopan didepan orang lain, mendapatkan nilai yang bagus disekolah dan selalu tampil bagus dimata semua orang.

aku bukannya tidak mau mengakui Jake sebagai sepupuku disekolah, tapi aku akan kesulitan jika orang-orang mulai menghubung-hubungkan kami terutama dengan sifatnya yang cuek dan suka membuat masalah itu, sementara aku dituntut untuk tampil sempurna. satu-satunya kesenanganku disekolah adalah menjadi cheerleader.

hanya dengan melakukan cheerleader aku merasa bebas dan menjadi diriku sendiri. aku bisa meloncat dengan tinggi, aku bisa berteriak dan tidak ada yang melarangku. aku merasa seperti...terbang ! terasa sangat bebas. dan ketika tau bahwa aku mengikuti cheerleader ibuku sangat bangga sekali, katanya dulu ibu juga ketua cheerleader semasa SMA-nya. tapi sekarang itu sudah berakhir ketika wakil kepala sekolah memberiku hukuman. mungkin ibu akan merasa kecewa kepadaku, mungkin ayahku akan melarangku untuk mengikuti cheerleader lagi. tapi aku hanya perlu mengkhawatirkan itu semua jika ketika besok pagi menjelang dan aku terbangun diperpustakaan lama sekolah dibelakang bukit dan mendapati semua kegilaan alien ini hanya mimpi buruk yang panjang.

"ap..." "ssttt..." kata Mark memotongku ketika aku ingin membalas kata-katanya. "ada yang datang" katanya setengah berbisik. kami berlari dan sembunyi di belakang tumpukan batu bata dan pasir yang ada disana. kami berada ditempat pembangunan yang terlantar. awalnya disana akan dijadikan pusat perbelanjaan, tapi karena ada masalah dengan hak milik tanahnya pembangunan ini sudah ditunda selama 7 bulan.

kedua ras Antz itu mendekat, mereka berhenti tepat didepan dan berdengung dengan bahasa yang tidak kumengerti. dibahu salah satu mahkluk itu aku melihat mahkluk berlendir yang disebut ras Lyque itu. sekarang yang memisahkan kami dengan mahkluk-mahkluk itu hanyalah tumpukan bata dan gunung pasir yang menyembunyikan tubuh kami sehingga tidak terlihat oleh mereka.

tiba-tiba dilangit kejauhan aku melihat sinar cahaya putih yang seperti kembang api, tapi bedanya yang ini terus berkedip selama beberapa saat dan hanya berbunyi pelan seperti bunyi air mendidih. kedua Antz itu saling pandang dan berlari menuju cahaya itu sambil mendengungkan sesuatu.

"fiuh...selamat" kata Mark sambil menyeka keringatnya setelah beberapa saat mereka meninggalkan kami. "jangan lega dulu" kataku "mereka bisa saja kembali kesini".
"tenanglah tuan putri, kurasa mereka tidak akan kembali lagi. setidaknya tidak malam ini. kurasa cahaya tadi adalah tanda supaya mereka menghadap pemimpinnya" jawab Mark. "jangan memanggilku tuan putri" kataku kesal. Mark hanya mengangkat bahunya dengan santai dengan ekspresi cueknya.

kata-kata Mark ada benarnya, ia sebenarnya lumayan pintar jika ia mau menggunakan otaknya barang sedikit saja. hanya saja tampaknya ia lebih suka menggunakan ototnya daripada otaknya. sikapnya yang santai dan cuek juga yang membuatnya gampang bergaul, tapi temperamennya membuatnya tidak mempunyai banyak teman dekat. satu-satunya teman dekat yang ia punya mungkin hanya sepupuku Jake. kurasa mereka mempunyai banyak persamaan sifat, terutama dalam soal santai dan cueknya. mungkin karena itu pula mereka bisa dekat. kudengar ibunya menghilang 3 tahun yang lalu dan ayahnya menjadi pemabuk karenanya. ayahnya seorang petinju yang cukup sukses di ring, tapi ketika ibunya menghilang ayahnya mulai terikat pada alkohol dan tidak pernah menang lagi. 6 bulan setelahnya ayahnya berhenti bertinju dan menjadi pengangguran. atau setidaknya itu yang kudengar. tidak ada yang berani menanyakan secara langsung kepadanya. mungkin Jake pernah menanyakannya atau ia pernah bercerita kepada Jake tapi aku yakin Jake tidak akan pernah membuka mulutnya soal ini.

"ayo, kita harus mencari yang lainnya" katanya tiba-tiba. walau jalan didepan kami kosong kami tetap berjalan dengan sembunyi-sembuyi takut kalau-kalau ada ras Antz yang berjaga-jaga disana. setelah semenit berjalan Mark berhenti dan menoleh kepadaku "kemana kita harus pergi?" tanya-nya mendadak. seperti yang kubilang, ia tampaknya lebih senang menggunakan ototnya daripada otaknya. "haah" aku menghela nafas karenanya. "kurasa kita harus kembali ketempat kita berpencar dengan yang lainnya, mereka bisa saja juga pergi kesana untuk melihat apakah kita kembali kesana dan mencari mereka" jelasku. "ah, benar juga...kau jenius" katanya kepadaku sambil tertawa santai. "simpan saja pujianmu sampai kita selamat dan bergabung dengan yang lainnya" kataku. dan kami berjalan kembali menuju tempat kami terpisah.

-

kami tiba disana, tapi tidak ada siapa-siapa disana. jalanan sepi dan kosong, yang terdengar hanyalah deru angin malam dijalanan yang sepi itu. "Halloooo, ada orang disana ?!!" teriak Mark. "ssttt" kataku "bagaimana kalau mereka masih ada disekitar sini?" "sudah kubilang mereka sekarang sedang menghadap pemimpinnya yang haus darah itu" jawab Mark. "tidak ada salahnya berhati-hati" kataku lagi. Mark mengangkat bahunya "ok, apapun katamu".
tiba-tiba aku melihat sekilas ada bayangan yang melintas dibelakang Mark, tapi karena gelap aku tidak bisa melihat siapa atau mungkin apa itu. "Mark, aku melihat ada bayangan dibelakangmu" bisikku. Mark menoleh, kemudian dengan tampang was-was dia berjalan menyusuri jalan itu, tiba-tiba dari arah gang ada yang mengayunkan sesuatu kearah kepala Mark dan aku hanya bisa berteriak untuk memperingatkannya tanpa sempat menggerakkan satu jaripun. "Mark ! awas !"

To Be Continued. . .

siapa atau apa yang ada disana?
dapatkah Mark dan Claire bertemu kembali dengan yang lainnya?