About The Author

My photo
well,like it or not this is me... X)

Friday, May 13, 2011

The Memories

Jake, Claire, Mark, Alice dan Toby merencanakan rapat dirumah Alice, tapi bahkan sebelum berkumpul Jack menemukan sesuatu di tas ranselnya yang bersinar terang dan menyilaukan mata ! sinar misterius apakah itu ?!

-
aku berada dipelukan seorang wanita, dia memelukku dengan sangat lembut dan hati-hati seolah-olah aku sangat rentan, seolah-olah tubuh kecilku bisa hancur, rusak, terluka kapan saja. ya, aku ingat perasaan hangat ini. aku ingat wanita ini. dia adalah ibuku dan dia sedang menggendongku, usiaku kira-kira 1 tahun.

-

sekarang aku berdiri di padang rumput, aku memegang tombak yang sepanjang tubuhku. disana berdiri ayah, ibu, kakak dan orang-orang dewasa lainnya. usiaku 12 tahun. hari itu adalah upacara kedewasaanku. aku berlari, mengejar sesuatu atau mungkin dikejar sesuatu. aku bertarung dengan tangan kecilku yang memegang tombak. mahkluk apapun itu, aku berhasil melukainya, aku berhasil menorehkan bekas luka padanya dan ujung tombakku berlumuran darahnya yang berwarna merah kehijauan. aku kembali pada ayah dan ibuku serta yang lainnya. mereka bersorak, aku berhasil. aku lulus upacara ini, aku sudah menjadi Herc dewasa sekarang. kakak menepuk pundakku "selamat dik, kau sudah dewasa sekarang". ayah terlihat bangga padaku. ibu berurai airmata bahagia.

-

aku berada dipesawat tempur. aku memegang komando tertinggi disana dan pesawat kami sedang pulang menuju planet tercinta kami. usiaku 18 tahun. kami baru selesai melaksanakan misi dan pulang dengan membawa kemenangan. tapi ketika sampai yang kulihat adalah sebuah mimpi buruk. bangunan terbakar, pohon tumbang, tubuh terkapar dimana-mana. aku melihat sebuah sosok berdiri berlumuran darah. kakak.. dia adalah kakak pertama. bukan.. dia bukan lagi kakak pertama. dia sudah tercemar oleh makhluk menjijikan itu. dia menyebut dirinya.. Phantom. dia mencoba menyerangku. aku terpaku, tidak sanggup bergerak bahkan berbicara. bukan karena takut, tapi fakta bahwa itu tubuh kakakku yang melakukan semua pembantaian ini. tubuh kakakku yang merobohkan bangunan dan pohon-pohon. tubuh kakakku yang menghancurkan negri ini, planet ini. tubuh kakakku yang mencoba menyerangku dan itu semua diluar kehendaknya sendiri. tiba-tiba ada yang menolongku. ayah!. "PERGI !" teriaknya memerintah. pasukanku menyeretku kembali kedalam pesawat dan ibu menyerahkan seseorang padaku, adikku. saat itu usianya hampir mencapai 11 tahun. 2 hari lagi tepat ulang tahunnya. pintu pesawat menutup, tapi ibu tidak ikut bersama kami. ia tetap tinggal, begitupun ayah. aku melihat Phantom mencoba membidik pesawat kami tapi sepertinya kesadaran kakak masih tersisa dan menghentikan langkahnya. ayah mengambil kesempatan itu dan melukainya. pesawat semakin menjauh dan pemandangan terakhir yang kulihat adalah ayah dan ibu bertarung melawan Phantom ditengah kekacauan dan tubuh-tubuh yang tidak bergerak. aku menangis, berteriak, meraung. tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa dan mereka semakin menjauh.. menjauh.. dan menjauh sampai akhirnya menghilang dari pandanganku.

-

kami berada 30 juta tahun cahaya jauhnya dari planet kami sekarang. entah sudah berapa lama kami diluar sini, kalau dihitung sekitar 3 bulan dalam waktu planet Herc. kami sudah mulai kehabisan bahan makanan. saat itu kami melihat sebuah planet biru yang indah, Bumi. kami memutuskan untuk mendarat disana. kami mendarat didalam laut, tempat yang sempurna untuk menyembunyikan pesawat dan keberadaan kami dari penduduk Bumi dan Phantom.
sekarang awak kapal tinggal 7 orang, 9 termasuk aku dan adikku. banyak yang gugur dalam pelarian. ada yang gugur saat berburu dibintang-bintang yang dihuni oleh makhluk-makhluk buas. ada yang gugur dalam pelarian ketika bertemu pasukan Phantom. tapi tidak ada yang kabur. mereka adalah pasukan yang tepat berada dibawah komandoku. para pasukan yang gagah berani.

-

aku meninggalkan adikku yang berumur 11 tahun bersama 2 orang pasukanku yang tersisa. aku dan 5 lainnya keluar untuk mencari stock makanan. kami terperangkap oleh pasukan Phantom. dipimpin oleh jendralnya yang licik, Vixxen. kami berenam melawan 1000 orang pasukan Phantom. pertarungan berlangsung selama 2 hari, waktu Bumi. satu persatu pasukanku berguguran. pada akhirnya hanya tersisa aku sendiri, terluka. akupun mulai terdesak. mereka masih tersisa 400 orang prajurit. pilihanku satu-satunya hanyalah menggunakan Radiance. itu akan menguras seluruh tenagaku. kesempatanku hanya sekali. kuarahkan tepat kearah komandannya. berhasil, ia mati bersama setengah dari pasukannya yang tersisa. masih tersisa sekitar 200 orang prajurit, tapi tanpa komandan mereka hanyalah kumpulan yang tidak terarah. kugertak mereka, dan akhirnya merekapun lari. setelah aman aku mencari tempat istirahat untuk memulihkan tenagaku. aku tidak bisa kembali kepesawat sekarang. keberadaan adik dan kedua pasukanku bisa diketahui oleh Phantom jika aku kembali sekarang. aku harus menunggu situasi aman terlebih dahulu.

-

sudah 3 hari waktu Bumi aku tidak kembali kepesawat. aku berniat kembali sekarang, tapi tampaknya aku terlambat selangkah. aku dipergoki pesawat Phantom. pilihanku sekarang adalah lari menjauh sejauh mungkin dari pesawatku dan mengalihkan Phantom. kupakai pesawat kapsulku. aku menyiapkannya untuk keadaan darurat seperti sekarang. aku memasang jebakan, pengalih perhatian. aku terbang memutar dan kulihat pesawat Phantom mendarat. aku bisa saja lari tapi itu akan membahayakan adik dan pasukanku jika aku kembali. kutembaki pesawatnya dan berhasil merusaknya. kutembak lagi dan berhasil membunuh beberapa pasukannya. Phantom memerintahkan pasukannya untuk mengejarku. aku lari menjauh, dan membiarkan pesawatku tertangkap oleh radar musuh. kujatuhkan pesawat-pesawat pengejarku. kemudian aku terbang menjauh dan menjauh dan menjauh dan akhirnya saat kurasa sudah jauh dari tempat persembunyian aku kembali menghilang dari radar musuh. aku mendarat disebuah bukit. pendaratanku tidak begitu mulus karena sayap pesawatku sempat tertembak pesawat musuh. untungnya saat itu sudah malam dan itu daerah yang tidak berpenghuni. saat itu lukaku saat melawan Vixxen dan pasukannya terbuka kembali karena goncangan pesawat. aku turun dari pesawat, tapi kemudian aku bertemu 5 penghuni Bumi, Manusia. dari yang pernah aku pelajari mereka masih anak-anak, remaja. instingku berkata bahwa Phantom mendekat. aku tidak punya waktu lagi. kuberikan masing-masing mereka Link Crystal - Kristal Penghubung. kuberikan juga Life Crystal - Kristal Kehidupanku tanpa sepengetahuan mereka pada pemuda bernama Jake. untuk berjaga-jaga jika mereka tertangkap maka ia tidak punya ingatan tentang Life Crystal-ku. sekarang aku hanya bisa bertaruh pada Manusia-Manusia ini. bertaruh bahwa mereka akan selamat. bertaruh bahwa mereka akan bisa menggunakan kekuatan kristal-kristal itu. dan walau ini gila, tapi aku bertaruh bahwa merekalah yang akan bisa menghentikan Phantom dan pasukan-pasukannya. "Jake, jika kau sudah melihat ini jagalah Life Crystal yang ada padamu sebaik-baiknya. jangan sampai Phantom merebutnya. jika itu sampai terjadi maka bencana besar akan terjadi tidak hanya di Bumi, tapi di seluruh galaxy ini."

tiba-tiba semua menjadi kabur dan gelap. begitu membuka mata aku melihat langit-langit kamarku, tanpa kusadari aku sudah berbaring dilantai kamarku. "apa itu tadi?" gumamku yang masih sedikit pusing. kemudian aku sadar, itu adalah kilas-kilas kenangan pangeran kedua semasa hidupnya sampai kemarin ketika ia bertemu kami berlima. aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 02:50 p.m, maka aku segera bersiap-siap. aku memasukkan kristal itu kembali kedalam tas ranselku dan menutupnya rapat-rapat, kemudian aku berangkat kerumah Alice. banyak sekali yang harus kuceritakan pada teman-temanku.



To Be Continued. . .


Jake menuju rumah alice dengan Life Crystal dan cerita baru !
bagaimana rapat mereka akan berlangsung?

dan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya?

Thursday, May 5, 2011

The Meeting Plan

Jake, Mark, Claire, Alice dan Toby pulang kerumah masing-masing setelah petualangan mempertaruhkan nyawa yang mereka alami, dan hanya merekalah yang tau akan kebenarannya bahwa bumi telah diserang alien !

-
"hi, namaku Jake. pagi ini aku terbangun jam 7 dengan perasaan pusing dikepalaku. seperti biasa aku memakan sereal untuk sarapan di mangkuk kesayanganku, aku duduk termenung memandang kehalaman rumahku yang sepi sambil mengunyah pelan. kemudian aku menyuap satu sendok sereal lagi ke mulutku dan menerawang keluar lagi, tapi kali ini aku tidak termenung. aku memikirkan mimpi buruk yang kudapat semalam. sungguh-sungguh sangat mengerikan. bumi diserang alien-alien gila, aku dikejar-kejar semut raksasa dan sejenis mahkluk berlendir menjijikkan yang bisa merasuki tubuh orang lain, dan pak larry penjaga malam sekolahku dirasuki. oh, dan aku juga mendapat tattoo dari salah satu alien itu ditelapak tanganku. aneh, mimpiku terasa nyata. bahkan tattoo ditelapak tanganku kelihatan nyata.

-

aku berlari keluar rumah dengan tergesah-gesah sambil menyandang tas ranselku. alih-alih berlari kearah sekolah aku belok kerumah sebelah langsung menerobos pagar besi dan mengetuk pintu kayu warna biru yang tertutup rapat itu. tidak lama kemudian pintu terbuka dan keluar seorang anak laki-laki bertubuh kecil. "Toby !" kataku spontan "perlihatkan telapak tanganmu" kataku buru-buru. Toby mengangkat telapak tangannya dan disana terdapat tanda yang sama seperti ditelapak tanganku. pupus sudah harapan kecilku bahwa semua yang terjadi tadi malam hanyalah serangkaian mimpi buruk. belum sempat aku berkata-kata, tiba-tiba terdengar suara dari dalam "siapa itu Toby?" dan keluarlah seorang nenek berambut putih terikat kebelakang dengan muka ramah dan sebuah tongkat ditangan kanannya, di hidungnya yang mancung bertengger bingkai kacamata tipis dan bulat khas nenek-nenek. "wah, Jake rupanya. kau mencari Toby?" "i..iya, kami akan berangkat kesekolah bareng" kataku otomatis. "syukurlah, kau mau menjadi teman Toby. anak ini sejak dipindah kerumah ini belum mendapat teman seorangpun dan hanya bermain dengan anjing dan kucing liar" "nenek...jangan ngomong yang aneh-aneh" Toby memotong pembicaraan, rauh wajahnya terlihat agak malu. "nenek harap kau mau terus menjadi teman Toby" neneknya melanjutkan. "a..ayo kita berangkat" kata Toby buru-buru. "nenek istirahat saja, jangan memaksakan diri. nenek cukup menyiapkan makan siang saja, pekerjaan lainnya nanti biar kukerjakan sepulang sekolah" tambah Toby. "sudahlah, kau jangan mengkhawatirkan nenek. nenek masi sanggup mengerjakan semuanya sendiri koq. sebelum kau pindah kesini juga nenek yang mengerjakan semuanya sendiri. kau fokus ke sekolahmu saja" untuk seorang nenek berusia 73 tahun nenek Toby terlihat cukup sehat dan bugar, jika saja rambutnya berwarna hitam orang-orang akan mengira ia 20 tahun lebih muda. "kalau begitu aku berangkat. ingat, nenek jangan memaksakan diri" kata Toby lagi. "kalau begitu saya permisi juga" kataku pada neneknya. "kalian hati-hati dijalan" balas neneknya tersenyum ramah.

-

"nenekmu sungguh ramah" kataku. "yeah, ia satu-satunya kerabatku sekarang" aku melihat ekspresi wajah sedih pada Toby ketika ia mengatakan itu. aku cepat-cepat mengubah topik pembicaraan. "menurutmu apa artinya tanda ditelapak tangan kita ini?" tanyaku "entahlah, tanda ini muncul setelah kita mendapatkan crystal itu dari pangeran kedua. yang jelas "mereka" mengejar kita karena kita mempunyai tanda ini, mungkin crystal kehidupan yang disebut-sebut itu ada didalam tubuh kita dan tanda inilah buktinya" jawaban yang diberikan Toby cukup logis sehingga aku hanya bisa mengangguk. "kalau begitu jangan perlihatkan tanda ini ke siapapun" kataku "sekedar berjaga-jaga" tambahku lagi. Toby hanya mengangguk dan kami sampai di gerbang sekolah tidak lama kemudian. kami berpencar karena gedung anak kelas 1 dan 2 terpisah dengan gedung anak kelas 3.

aku masuk kelas lebih awal dan mengatakan pada Mark dan Alice agar tidak memperlihatkan tanda ditelapak tangan mereka kepada orang lain. yah, sebenarnya aku tidak begitu khawatir pada mereka berdua karena mereka tidak terlalu...bergaul. yang ku khawatirkan adalah Claire yang mungkin saja menunjukkannya pada teman-teman cheerleader'nya. karena kami tidak sekelas aku tidak bisa memperingatkannya, aku hanya bisa berharap bahwa ia cukup pintar dan hati-hati untuk tidak menunjukkan tanda tersebut kepada orang lain. maksudku kita tidak tau siapa saja yang sudah menjadi bagian dari "mereka" kan?

saat bel istirahat siang berbunyi aku keluar kelas untuk mencari Claire, tapi saat keluar kelorong kelas aku melihatnya berjalan kearahku "Clai..." aku baru saja akan memanggilnya saat ia berjalan melewatiku seakaan tidak melihatku, bukan mengacuhkanku, lebih seperti ia sedang tenggelam kedalam pikirannya sendiri. "Claire..." panggilku untuk kesekian kalinya sambil kutepuk pundaknya. "whoah! Jake, kau mengejutkanku!" serunya kesal "tidak bisakah kau memanggilku baik-baik?" katanya masih dalam nada kesal "tapi aku sudah memanggilmu berkali-kali dan kau hanya diam saja" jawabku "oh..." jawabnya dengan ekspresi malu. selama ini Claire selalu tampil sempurna didepan orang-orang, dia yang biasanya tidak akan berbuat kesalahan seperti ini. "apa yang kau pikirkan?" tanyaku curiga "tidak....tidak ada" katanya meyakinkan "jadi? kenapa kau memanggilku tadi?" lanjutnya tanpa memberiku kesempatan untuk bertanya lebih lanjut lagi. "ah iya, aku ingin mengingatkanmu agar jangan memperlihatkan tanda ditelapak tanganmu pada orang lain, hanya untuk jaga-jaga" bisikku. "tentu saja aku tau itu, apa aku kelihatan seperti anak SD yang suka membangga-banggakan mainan barunya pada teman-teman disekolahnya dan akhirnya pulang kerumah dengan tangisan karena mainan barunya dirusak oleh teman-temannya?"."er...tidak" jawabku. satu hal tentang Claire yang perlu kalian tau, dia adalah gadis paling percaya diri yang pernah kutemui seumur hidupku. aku tidak pernah bertemu gadis lain yang penuh percaya diri seperti dirinya, seakan jika ia ingin ia bisa melakukan apa saja. "baiklah kalau begitu, aku hanya ingin menyampaikan itu. aku akan kembali ke kelasku sekarang" kataku sambil mengambil dan membayar sebuah roti melon pada ibu penjual kantin. "kau yakin kau baik-baik saja?" tanyaku untuk terakhir kalinya sebelum aku berbalik kembali ke kelasku. "aku yakin Jake, sekarang kembalilah ke kelasmu". aku tau ada yang dipikirkannya dan aku juga tau bahwa ia tidak akan menceritakannya padaku. yah, jika kau menjadi sepupunya seumur hidupmu kau juga akan mengetahui hal ini sebaik aku mengetahuinya. maka akupun berbalik dan berjalan kembali kekelas.

saat bel tanda sekolah dibubarkan berbunyi aku mengumpulkan mereka semua dikelas kosong. "kita perlu bicara, sebuah rapat" kataku. "tapi kita tidak bisa membicarakan soal ini disini, mungkin saja mereka mendengarkan pembicaraan kita" kataku merendahkan suara "kalian ingat pak Larry kan? bisa saja sekarang setengah dari isi sekolah ini adalah mereka dan kita tidak akan pernah tau siapa yang benar-benar dirinya sendiri dan siapa yang bukan" suaraku tinggal bisikan sekarang. "kita butuh tempat persembunyian yang memungkinkan kita untuk membicarakan semua ini tanpa ada yang mendengar" kata Mark. "jadi kita akan kumpul dimana?" tanya Toby "jangan melihatku, dirumahku tidak mungkin" Mark yang pertama menolak. yah, aku maklum saja berhubung keadaan ayahnya yang seperti itu. "aku juga tidak mungkin, dihukum disekolah dan pulang telat kemarin saja sudah cukup melibatkanku dalam masalah yang besar. aku tidak mungkin membawa teman-teman sekolahku kerumah untuk membicarakan tattoo -yang kalau diketahui orangtuaku ada ditelapak tanganku maka aku akan terlibat masalah yang lebih besar lagi- dan alien gila yang mencoba membunuh kita. terutama para laki-laki, aku tidak mungkin memasukkan kalian kerumahku tanpa seizin orangtuaku kecuali Jake hanya karena ia sepupuku." memang Claire dilahirkan dikeluarga yang seperti itu, dimana nilai sekolahmu lebih penting daripada alien yang mencoba membunuh dan memotong tanganmu. "aku juga tidak bisa, ada orang tuaku dirumah. setidaknya salah satu dari mereka pasti akan ada dirumah" timpalku. "aku sendiri juga tidak bisa, dirumahku ada nenek dan...." Toby tidak menyelesaikan kalimatnya dan mukanya memerah. aku mengerti jika ia tidak ingin menambah pekerjaan neneknya dengan mendatangkan tamu-tamunya. "aku mengerti" jawabku. "jadi tidak adakah yang bisa? apa kita harus mencari tempat lain?" tanya Mark. "uh...uhm... ba..bagaimana kalau dirumahku?" tiba-tiba Alice bersuara. semua memandangnya dan ia cepat-cepat menundukkan kepala karena malu. "o..orang tuaku tidak dirumah dan aku hanya tinggal berdua dengan pelayanku, ka..kalian boleh memakai rumahku jika tidak keberatan". "ya! thanks Alice, kau benar-benar penyelamat kami" seruku dan muka Alice memerah lagi.

"baiklah, kalau begitu jam 3 dirumah Alice?" kataku pada yang lain. "tidak masalah sobat" kata Mark nyengir. "entahlah, tapi akan kuusahakan... aku masih dihukum dan aku tidak tau apa orangtuaku akan mengizinkanku keluar" jawab Claire. "aku juga mungkin akan sedikit telat, aku harus membantu nenek mengurus rumah terlebih dahulu" timpal Toby. "ayo kita semua tukar nomor handphone" kataku mendadak. "itu akan berguna mulai sekarang dan seterusnya, dan kita bisa saling mengabarkan kalau tidak bisa datang atau minta tolong jika sedang dalam masalah" tambahku. atas usulku kami semua bertukar nomor handphone. "kalau begitu jam 3 dirumah Alice teman-teman...yang tidak bisa harap kabarin antara Alice" kataku. "eh, ak..aku?" kata Alice terkejut karena namanya tiba-tiba kusebut. "iya, lagipula kita akan berkumpul dirumahmu, akan lebih praktis jika melaporkan padamu yang tinggal disana sejak awal. maksudku kau akan terus berada disana dan tidak mungkin pindah rumah mendadakkan?" kataku menjelaskan. "ba..baiklah kalau begitu" Alice mengangguk pelan. "kalau begitu kita semua pulang sekarang dan bertemu lagi jam 3 siang nanti" kataku, dan kami pulang dengan urutan seperti kemarin karena takut akan diserang dalam perjalanan pulang. hanya Mark yang pulang sendiri setelah semua sampai dengan selamat dirumah masing-masing. untungnya rumah Mark tidak begitu jauh dari rumahku. kami setuju untuk tidak jalan sendiri-sendiri untuk berjaga-jaga jikalau sampai diserang mendadak.

dirumah aku langsung menuju kamarku dan melempar tas'ku kesudut ruangan, tapi terdengar benturan yang keras dari tas'ku. karena penasaran aku membuka resleting paling depan dari tas ranselku, dan kemudian cahaya yang keras menyembur keluar dari tas'ku. walau hari masih siang tapi mataku silau karena cahaya yang muncul dari dalam tas'ku itu.



To Be Continued. . .


cahaya misterius apa yang keluar dari tas Jake?
apa sumber cahaya misterius itu?

dan bagaimana rapat pertama mereka?

Wednesday, April 13, 2011

The End of The Night

Mark dan Claire kembali ketempat mereka berpisah dengan Jake, Alice dan Toby dengan harapan mereka juga kembali kesana. tetapi tiba-tiba Mark diserang oleh penyerang misterius.

-
"Mark ! awas !" teriak Claire padaku. tanganku secara respon menangkap balok kayu yang diarahkan ke kepalaku. yah.. untung dulu aku pernah belajar tinju dari ayahku, setidaknya refleks'ku membantu disaat-saat seperti ini.

"whoah..whoah...tenang sobat, apa kau mencoba memecahkan kepala sohibmu ini?" kataku ketika kulihat siapa yang mengayunkan balok kayu itu kepadaku.

"Mark !" seru Jake "tadinya jalanan ini sepi dan aku mendengar suara, kukira kau salah satu dari mereka" katanya lagi.

Jake adalah sohib dekatku, dulu sebelum ibuku menghilang aku punya banyak teman yang lumayan akrab dan Jake salah satunya. aku sering bermain ke rumahnya dan ia juga sering bermain ke rumahku. tapi itu sudah lama sekali, sejak ibuku menghilang dan ayah berubah menjadi pecandu alkohol aku merasa hidupku hancur, aku menjadi temperamen. teman-temanku mulai menjauhiku, tapi Jake tetap berteman denganku. karenanya pula ia menjadi teman terbaikku, aku menceritakan hampir semua hal kepadanya. walaupun sejak ibuku menghilang aku tidak mengizinkannya memasuki rumahku lagi, aku tidak ingin ia melihat ayahku yang seperti itu. setidaknya aku tidak ingin sahabatku melihat ayah yang kubanggakan menjadi seperti itu. sejak saat itu kami lebih sering nongkrong di rumahnya. kurasa ia mengerti perasaanku dan ia tidak pernah sekalipun menanyakan tentang ibuku. aku juga tidak pernah menceritakan soal itu padanya. well, mungkin sekali...tapi setelah itu kami tidak pernah membahasnya lagi. aku mengerti bahwa ia mencoba menjaga perasaanku, mungkin suatu hari aku akan mengizinkannya masuk ke rumahku lagi. ya, suatu hari.

"tenanglah sobat, apa kau tidak melihat cahaya putih tadi? kurasa itu tanda mereka di panggil oleh pemimpinnya" kataku. "cahaya putih apa?" tanyanya. "kau tidak melihatnya? cahaya putih yang terang seperti kembang api itu?" dia menggeleng "kami sembunyi dipipa saluran pembuangan sampai tadi" jawabnya. "cerdik" kataku sambil nyegir kepadanya. "tidak juga, kami hampir tertangkap tadi, tapi tiba-tiba pak Larry..atau yang tadinya pak Larry mengatakan kalau mereka di suruh berkumpul oleh Phantom" kata Jake lagi "mungkin pada saat itulah cahaya seperti kembang api dinyalakan" timpal Toby.

"apa yang harus kita lakukan sekarang?" kata Claire tiba-tiba. "kurasa kita harus pulang" timpal Jake. "kurasa itu ide yang bagus" kataku mendukung ide Jake "u..um..." Alice bergumam ragu-ragu, dan semua melihatnya. ia melanjutkan kata-katanya dengan muka tertunduk dan terbata-bata "ba...bagaimana kalau mereka sudah menunggu dirumah kita?"
"menurutmu mereka sudah tau alamat kita?" tanya Toby
"itu bisa saja terjadi" jawab Claire
"bagaimana kalau kita mengecek rumah kita satu persatu?" Jake mengusulkan
"dimulai dari rumah siapa?" jawabku langsung menyetujuinya
"bagaimana dengan rumah Alice?" kata Jake sambil memandang kearah Alice
"eh..a..aku?"
"iya, lagipula kami tidak tau dimana rumahmu. lebih aman kalau lebih banyak orangkan? bagaimana menurutmu Mark"
"kurasa kau benar sobat, jadi.. dengan siapa kau tinggal?" tanyaku sambil memandang Alice
"sen..sendiri" katanya. entah hanya perasaanku saja atau ketika ia menjawab pertanyaanku aku melihat ekspresi sedih darinya. "jadi? kemana orangtua'mu?" tanya Claire santai.

Claire adalah gadis yang sangat cerdas dan cantik, hanya saja kadang ia bisa menjadi sangat tidak sensitif. mungkin karena ia berasal dari keluarga yang utuh maka ia bisa menanyakan pertanyaan seperti itu dengan santai. aku tau rasanya sebuah keluarga yang tidak utuh, oleh karenanya aku tidak menanyakan hal itu. kudengar Toby hanya tinggal berdua dengan neneknya jadi kurasa ia juga tau bagaimana rasanya sebuah keluarga yang tidak utuh, sedangkan Jake sudah menjadi teman baikku selama bertahun-tahun jadi aku yakin ia cukup sensitif pada hal seperti ini.

saat Claire menanyakan itu aku dan Jake melotot padanya dengan makna 'sensitif'lah sedikit'. "apa?" tanya Claire merasa tidak bersalah. "ayah dan ibuku ada diluar negri, mereka sibuk kerja dan hanya pulang 2 bulan sekali" jawab Alice "jadi kau tinggal sendiri?" tanya Claire lagi dengan sangat tidak sensitifnya. "aku tinggal berdua dengan seorang pelayan yang mengurus kebutuhkan hidupku sehari-hari" jawab Alice masih sambil menundukkan kepalanya. "whoah, kau pasti orang yang cukup kaya.. sekarang ayo kita pergi ke rumahmu dan mengantarmu pulang" jawabku mengakhiri pembicaraan. "setuju" jawab Jake dan kamipun bergegas menuju rumah Alice.

-

kami tiba dirumah Alice dan tebak apa? di bukan hanya orang kaya, dia orang yang sangat kaya. rumah yang seperti istana dan sejauh yang kulihat halaman belakang rumahnya 3x lebih luas daripada rumahku sendiri. "wow, kau benar-benar orangkaya" kataku tercengang. "menurutmu berapa lama yang dibutuhkan untuk menjelajahi isi rumahnya saja?" aku dan Jake sering menanyakan pertanyaan bodoh seperti ini hanya untuk bercanda "entahlah, kurasa akan sangat lama sekali" jawabku masih tercengang melihat rumahnya. "bukankah kalian ikut kesini untuk memastikan bahwa tidak ada mahkluk-mahkluk itu disini?" kata-kata Claire memecahkan lamunanku tentang seberapa luas rumah itu. "ah, kau benar... ayo Jake, Toby"

-

kami pulang setelah selesai memeriksa halaman depan dan isi rumah Alice. itu memakan waktu lebih lama dari yang kuperkirakan. halaman depannya butuh waktu 10 menit dengan aku, Jake dan Toby yang memeriksanya sementara Claire dan Alice memeriksa beranda rumahnya. rumahnya sendiri memerlukan 15 menit untuk setiap lantainya dan kami memeriksa 3 lantai. Claire dan Alice memeriksa kamar-kamar sedangkan kami memeriksa tempat-tempat lainnya. Alice bersikeras kami tidak perlu memeriksa halaman belakangnya, katanya tempat itu sudah dipasang berbagai sistem keamanan dan alarm jadi ia akan tau jika ada yang memasuki halaman belakang rumahnya secara ilegal. aku merasa sedikit bersyukur karena aku tidak tau berapa lama waktu yang diperlukan untuk memeriksa halaman seluas itu dan aku sudah sangat lelah sekali terutama dengan semua yang terjadi malam ini.

selanjutnya kami memeriksa rumah Claire, hanya butuh 3 menit untuk halaman rumahnya dan 5 menit untuk memeriksa rumahnya, itu karena orangtuanya terjaga dan hampir menceramahinya. Jake menjelaskan bahwa mereka terkunci disekolah karena satpam sekolah lupa bahwa mereka dihukum sampai jam 8 dan berakhir pulang jam 9 malam. sepertinya orangtua Claire percaya kata-kata Jake, tapi kelihatannya Claire tidak akan lolos begitu saja karena berurusan dengan pak Sam wakil kepala sekolah kami.

kemudian kami kerumah Toby dan selesai memeriksa rumahnya dalam 10 menit, begitu pula dengan rumah Jake. Toby mengatakan pada neneknya bahwa ia mengikuti kegiatan ekstrakulikuler disekolah sedangkan kami memeriksa rumah Jake secara diam-diam karena ia tidak ingin membangunkan orangtuanya. Toby kembali kerumahnya dan Jake menyelinap kekamarnya diam-diam setelah aku menolak tawaran mereka untuk mengantarkanku sampai kerumah. lagipula aku tidak ingin mereka masuk kerumahku. Jake tampaknya mengerti, karena itu ia tidak memaksa. aku kemudian pulang kerumahku dengan hati-hati.

-

sampai dirumah kulihat TV menyala dan ayah tertidur di sofa ruang keluarga kami hanya dengan memakai singlet dan celana boxer dengan botol bir yang masih setengah berisi ditangan kiri dan remote TV ditangan kanannya, sementara beberapa botol bir kosong berserakkan dilantai dekat sofa dan meja. kumatikan TV dan membereskan botol-botol bir itu kemudian kuselimuti ayahku. aku mengecek seluruh rumah dan kamar tapi tidak ada tanda kehadiran siapa-siapa, ku kunci pintu dan terbaring tidur dikasurku tanpa mengganti pakaianku lagi karena sudah terlalu lelah dengan hari yang gila ini. sesaat aku masih bisa mencium aroma kamar dan bantalku dan kemudian semuanya mulai kabur dan aku terlelap. malampun berlalu dengan tenang, tapi aku tau disuatu tempat terdapat alien gila dan pasukannya yang siap menyerang dan menguasai bumi kapan saja.



To Be Continued. . .


apa yang akan mereka hadapi selanjutnya?
bahaya apa yang menanti mereka selanjutnya?

Tuesday, April 12, 2011

Ms.Perfect & Mr.Ignorant

Claire dan Mark terpisah dengan Jake, Alice dan Toby setelah lolos dari kepungan pasukan Antz yang dipimpin pak Larry.

-
"stop..stop..." kataku pada Mark. "mereka sudah kehilangan jejak kita...well, setidaknya mereka tidak kelihatan lagi... dan aku capek berlari terus,bisakah kita istirahat sebentar?" "apa? kau gila ya? kau ingin tertangkap oleh mereka dan dijejali mahkluk menjijikkan itu kedalam mulutmu dan membiarkan tubuhmu dikuasai oleh mereka?" kata Mark kasar padaku. "hey, jaga kata-katamu. mungkin kau kuat berlari lama karena kau tidak memakai isi kepalamu dan hanya mengandalkan ototmu itu" kataku ketus. "oh, kudengar kau ketua tim cheerleader tapi hanya berlari begini saja kau sudah capek? dasar tuan putri" balas Mark tajam.

aku memang ketua cheerleader disekolah kami. well, setidaknya sampai akhir tahun ajaran ini. aku mengikuti cheerleader dari sejak aku duduk dibangku SMP. itu karena aku sangat menyukai cheerleader, mungkin itu pengaruh ibuku yang seorang guru aerobik. setiap melakukan cheerleader aku merasa sangat bebas. aku dan Jake memang sepupu dan keluarga kami memang dekat, tapi itu bukan berarti cara mendidik anak dalam keluarga kami sama, terutama karena aku anak perempuan. aku dituntut selalu bersikap sopan didepan orang lain, mendapatkan nilai yang bagus disekolah dan selalu tampil bagus dimata semua orang.

aku bukannya tidak mau mengakui Jake sebagai sepupuku disekolah, tapi aku akan kesulitan jika orang-orang mulai menghubung-hubungkan kami terutama dengan sifatnya yang cuek dan suka membuat masalah itu, sementara aku dituntut untuk tampil sempurna. satu-satunya kesenanganku disekolah adalah menjadi cheerleader.

hanya dengan melakukan cheerleader aku merasa bebas dan menjadi diriku sendiri. aku bisa meloncat dengan tinggi, aku bisa berteriak dan tidak ada yang melarangku. aku merasa seperti...terbang ! terasa sangat bebas. dan ketika tau bahwa aku mengikuti cheerleader ibuku sangat bangga sekali, katanya dulu ibu juga ketua cheerleader semasa SMA-nya. tapi sekarang itu sudah berakhir ketika wakil kepala sekolah memberiku hukuman. mungkin ibu akan merasa kecewa kepadaku, mungkin ayahku akan melarangku untuk mengikuti cheerleader lagi. tapi aku hanya perlu mengkhawatirkan itu semua jika ketika besok pagi menjelang dan aku terbangun diperpustakaan lama sekolah dibelakang bukit dan mendapati semua kegilaan alien ini hanya mimpi buruk yang panjang.

"ap..." "ssttt..." kata Mark memotongku ketika aku ingin membalas kata-katanya. "ada yang datang" katanya setengah berbisik. kami berlari dan sembunyi di belakang tumpukan batu bata dan pasir yang ada disana. kami berada ditempat pembangunan yang terlantar. awalnya disana akan dijadikan pusat perbelanjaan, tapi karena ada masalah dengan hak milik tanahnya pembangunan ini sudah ditunda selama 7 bulan.

kedua ras Antz itu mendekat, mereka berhenti tepat didepan dan berdengung dengan bahasa yang tidak kumengerti. dibahu salah satu mahkluk itu aku melihat mahkluk berlendir yang disebut ras Lyque itu. sekarang yang memisahkan kami dengan mahkluk-mahkluk itu hanyalah tumpukan bata dan gunung pasir yang menyembunyikan tubuh kami sehingga tidak terlihat oleh mereka.

tiba-tiba dilangit kejauhan aku melihat sinar cahaya putih yang seperti kembang api, tapi bedanya yang ini terus berkedip selama beberapa saat dan hanya berbunyi pelan seperti bunyi air mendidih. kedua Antz itu saling pandang dan berlari menuju cahaya itu sambil mendengungkan sesuatu.

"fiuh...selamat" kata Mark sambil menyeka keringatnya setelah beberapa saat mereka meninggalkan kami. "jangan lega dulu" kataku "mereka bisa saja kembali kesini".
"tenanglah tuan putri, kurasa mereka tidak akan kembali lagi. setidaknya tidak malam ini. kurasa cahaya tadi adalah tanda supaya mereka menghadap pemimpinnya" jawab Mark. "jangan memanggilku tuan putri" kataku kesal. Mark hanya mengangkat bahunya dengan santai dengan ekspresi cueknya.

kata-kata Mark ada benarnya, ia sebenarnya lumayan pintar jika ia mau menggunakan otaknya barang sedikit saja. hanya saja tampaknya ia lebih suka menggunakan ototnya daripada otaknya. sikapnya yang santai dan cuek juga yang membuatnya gampang bergaul, tapi temperamennya membuatnya tidak mempunyai banyak teman dekat. satu-satunya teman dekat yang ia punya mungkin hanya sepupuku Jake. kurasa mereka mempunyai banyak persamaan sifat, terutama dalam soal santai dan cueknya. mungkin karena itu pula mereka bisa dekat. kudengar ibunya menghilang 3 tahun yang lalu dan ayahnya menjadi pemabuk karenanya. ayahnya seorang petinju yang cukup sukses di ring, tapi ketika ibunya menghilang ayahnya mulai terikat pada alkohol dan tidak pernah menang lagi. 6 bulan setelahnya ayahnya berhenti bertinju dan menjadi pengangguran. atau setidaknya itu yang kudengar. tidak ada yang berani menanyakan secara langsung kepadanya. mungkin Jake pernah menanyakannya atau ia pernah bercerita kepada Jake tapi aku yakin Jake tidak akan pernah membuka mulutnya soal ini.

"ayo, kita harus mencari yang lainnya" katanya tiba-tiba. walau jalan didepan kami kosong kami tetap berjalan dengan sembunyi-sembuyi takut kalau-kalau ada ras Antz yang berjaga-jaga disana. setelah semenit berjalan Mark berhenti dan menoleh kepadaku "kemana kita harus pergi?" tanya-nya mendadak. seperti yang kubilang, ia tampaknya lebih senang menggunakan ototnya daripada otaknya. "haah" aku menghela nafas karenanya. "kurasa kita harus kembali ketempat kita berpencar dengan yang lainnya, mereka bisa saja juga pergi kesana untuk melihat apakah kita kembali kesana dan mencari mereka" jelasku. "ah, benar juga...kau jenius" katanya kepadaku sambil tertawa santai. "simpan saja pujianmu sampai kita selamat dan bergabung dengan yang lainnya" kataku. dan kami berjalan kembali menuju tempat kami terpisah.

-

kami tiba disana, tapi tidak ada siapa-siapa disana. jalanan sepi dan kosong, yang terdengar hanyalah deru angin malam dijalanan yang sepi itu. "Halloooo, ada orang disana ?!!" teriak Mark. "ssttt" kataku "bagaimana kalau mereka masih ada disekitar sini?" "sudah kubilang mereka sekarang sedang menghadap pemimpinnya yang haus darah itu" jawab Mark. "tidak ada salahnya berhati-hati" kataku lagi. Mark mengangkat bahunya "ok, apapun katamu".
tiba-tiba aku melihat sekilas ada bayangan yang melintas dibelakang Mark, tapi karena gelap aku tidak bisa melihat siapa atau mungkin apa itu. "Mark, aku melihat ada bayangan dibelakangmu" bisikku. Mark menoleh, kemudian dengan tampang was-was dia berjalan menyusuri jalan itu, tiba-tiba dari arah gang ada yang mengayunkan sesuatu kearah kepala Mark dan aku hanya bisa berteriak untuk memperingatkannya tanpa sempat menggerakkan satu jaripun. "Mark ! awas !"

To Be Continued. . .

siapa atau apa yang ada disana?
dapatkah Mark dan Claire bertemu kembali dengan yang lainnya?