About The Author

My photo
well,like it or not this is me... X)

Wednesday, January 20, 2010

The Separate

Jake, Mark, Alice, Toby, dan Claire terjebak oleh siasat bangsa Lyque dan terkepung oleh 3 'ekor' bangsa Antz dan pak Larry, penjaga malam disekolah mereka yang telah dirasuki oleh bangsa Lyque.

-
"jangan panik. .jangan panik. . ." begitu pikirku. aku berusaha keras memutar otak memikirkan jalan keluar dari situasi ini. kemudian tanpa sengaja aku menangkap pandangan Mark dan aku mendapatkan sebuah ide. aku memberi beberapa isyarat kecil kepada Mark yang segera dimengerti olehnya sebagai 'kita berpencar, lari ketika musuh lengah'. dulu kami sering melakukannya ketika kami terkepung menghadapi anak-anak berandalan yang jumlah maupun ukuran badannya diatas kami. kemudian aku berteriak sambil menunjuk keatas tepat dibelakang pak Larry "ahh,Pha. .Phantom !" dan sejenak perhatian mereka semua teralihkan kesana. "SEKARANG !!!" teriakku sambil memegang tangan Alice dan Toby yang berada didekatku dan berlari menjauhi mereka. sementara kulihat Mark membawa Claire dan menubruk jatuh Antz yang berada dibelakang kami sebelum kabur kearah kami datang sebelumnya bersama Claire.

-

aku berlari dan terus berlari, dan tanpa sadar aku, Alice dan Toby sudah berada disalah satu pipa saluran pembuangan dikota kami. "kenapa kita bersembunyi ditempat ini lagi tadi?" kata Toby hendak memprotesku sambil menutup hidungnya, karena tempat itu baunya seperti toilet sekolah yang tidak dibersihkan selama bertahun-tahun dan baru saja dimuntahi oleh seorang pemabuk. "untuk berjaga-jaga kalau saja para manusia semut itu memiliki penciuman yang cukup tajam untuk menemukan dimana kita bersembunyi" kataku. "owh" kata Toby menghentikan protesnya dan duduk disana sambil bernapas tersengal-sengal setelah berlari 15 menit tanpa henti walau ia tidak menyukai baunya.

setelah duduk lebih dari 30 menit, kami sudah merasa agak tenang dan sudah bisa bernapas dengan normal. "hey,kalau kita tidak berhasil melewati semua ini aku ingin kalian tau sekarang aku senang bertemu dengan kalian" kataku memecah kesunyian. "jangan bicara begitu" sela Alice. sejenak kulihat wajah Alice memerah lagi ketika ia berkata "a. .aku juga senang bertemu kalian" kemudian Toby tersenyum sambil berkata "sama-sama. kalian tau, kalian mungkin orang yang paling dekat denganku setelah nenekku". tiba-tiba saja aku merasa iba padanya, ia tidak mempunyai seorang temanpun disekolah dan selalu dibully oleh anak-anak berandal seperti Tim disekolah. sesuatu kenyataan yang aneh bahwa aku duduk disini berbicara dengan mereka yang biasanya bahkan tidak pernah kusapa disekolah sementara diluar sana berlusin-lusin alien mencari kami. kemudian aku teringat pada Mark dan Claire. aku bertanya-tanya apakah mereka baik-baik saja. apakah mereka berhasil lolos dari para alien itu, atau mereka tertangkap dan disiksa agar membuka mulut tentang keberadaan kami. "tenang saja, mereka akan baik-baik saja" kata Toby tiba-tiba. aku sadar kalau ternyata ia mengetahui kekhawatiranku dari raut wajahku. "mereka itu kuat" katanya lagi. "yeah, aku tau" kataku tersenyum entah untuk menenangkannya atau diriku sendiri. "sebaiknya kalian tidur untuk mengisi tenaga, aku akan berjaga-jaga selagi kalian tidur" kataku "bagaimana denganmu?" tanya Toby. "kita akan berjaga bergiliran, aku akan berjaga duluan. kita sebaiknya menetap disini beberapa jam lagi untuk berjaga-jaga" jawabku. mereka hanya mengangguk, mungkin karena mereka terlalu lelah untuk menjawab setelah semua yang terjadi hari ini. walaupun bau dan tidak nyaman tapi mereka mencari posisi tidur senyaman mungkin.

-

"Jake. .Jake. .bangun Jake" suara Toby membangunkanku. "ada apa?" tanyaku. "sst. .mereka ada disekitar sini" katanya lagi. kantuk'ku hilang seketika dan aku menjadi was-was. kulihat Alice sudah bangun dan mengawasi dengan muka yang tegang. tiba-tiba ekspersinya berubah menjadi ketakutan,dan dari ujung lorong ada cahaya senter. aku mengerti dari ekspresi ketakutannya bahwa yang mendekat bukanlah manusia. "berapa ekor?" bisikku. Alice tidak menjawab,ia hanya memberi isyarat angka 2 dengan jarinya. aku memutar otak keras tentang apa yang harus kulakukan, disini hanya aku yang bisa diandalkan. Toby lebih muda dariku dan badannya juga lebih kecil dariku. sedangkan Alice adalah wanita. bagaimana mungkin mereka melawan manusia semut berukuran pria dewasa dengan tombak ditangannya, dan bagaimana mungkin aku melindungi mereka. aku bahkan tidak bisa melindungi diriku sendiri.

kulihat sekelilingku, kemudian kupungut sepotong kayu sepanjang 1 meter dan merapatkan diri didinding bersiap memukul begitu mereka muncul dibelokan. mereka semakin dekat,terdengar dari suara langkah kaki mereka dan suara aneh yang mereka keluarkan. sepertinya mereka sedang bicara dengan bahasa mahkluk planet Antz yang terdengar seperti dengungan bagiku.

mereka semakin dekat dan dekat,kemudian mereka berhenti sebentar mengarahkan senternya kelorong-lorong sekitarnya. setelah memastikan tidak ada siapa-siapa mereka berjalan terus kearah kami. kulihat wajah Toby begitu tegang, wajah Alice terlihat pucat bahkan dalam kegelapan. suara kaki mereka semakin dekat dan dengungan mereka semakin jelas. aku sudah siap mengayunkan kayu ditanganku sekuat tenagaku ketika tiba-tiba mereka berhenti tepat sebelum belokan. "hey kalian, ayo kembali. Phantom memerintahkan agar kita segera berkumpul". kata suara yang kukenali sebagai suara pak Larry.

-

aku tetap waspada sampai aku tidak mendengar keberadaan mereka lagi. aku menunggu sebentar, dan kemudian kucoba mengintip kelorong. kosong dan sunyi, tidak ada siapa-siapa. aku menghela napas lega dan terduduk. kedua kakiku lemas seolah-olah semua kekuatanku pergi meninggalkannya. kulihat Alice dan Toby juga menunjukan rasa lega yang sama.

"ayo,kita pergi mencari Mark dan Claire" kataku tidak lama kemudian. "tapi dimana kita harus mulai mencari?" tanya Alice. "kita akan menelusuri jalan yang mereka lalui ketika berpisah dengan kita tadi" kataku. "jangan !" kata Toby spontan. "maksudku,itu sangat berbahaya. bisa saja para alien itu masih berkeliaran disana dan memasang perangkap atau semacamnya" mukanya terlihat pucat memikirkannya. "tenanglah Toby,kita akan melakukannya dengan sangat hati-hati" kataku menenangkannya. "aku tau seluk beluk daerah sana, dan kita bisa bersembunyi sambil mencari mereka,okay?" Toby tidak menjawab, ia hanya mengangguk kecil tapi itu cukup bagiku. "ayo, kalau begitu" kataku lagi, dan kamipun bergegas meninggalkan tempat itu.



To Be Continued. . .


bagaimana nasib Mark dan Claire?
dapatkah mereka berlima berkumpul kembali?

No comments:

Post a Comment