About The Author

My photo
well,like it or not this is me... X)

Friday, May 13, 2011

The Memories

Jake, Claire, Mark, Alice dan Toby merencanakan rapat dirumah Alice, tapi bahkan sebelum berkumpul Jack menemukan sesuatu di tas ranselnya yang bersinar terang dan menyilaukan mata ! sinar misterius apakah itu ?!

-
aku berada dipelukan seorang wanita, dia memelukku dengan sangat lembut dan hati-hati seolah-olah aku sangat rentan, seolah-olah tubuh kecilku bisa hancur, rusak, terluka kapan saja. ya, aku ingat perasaan hangat ini. aku ingat wanita ini. dia adalah ibuku dan dia sedang menggendongku, usiaku kira-kira 1 tahun.

-

sekarang aku berdiri di padang rumput, aku memegang tombak yang sepanjang tubuhku. disana berdiri ayah, ibu, kakak dan orang-orang dewasa lainnya. usiaku 12 tahun. hari itu adalah upacara kedewasaanku. aku berlari, mengejar sesuatu atau mungkin dikejar sesuatu. aku bertarung dengan tangan kecilku yang memegang tombak. mahkluk apapun itu, aku berhasil melukainya, aku berhasil menorehkan bekas luka padanya dan ujung tombakku berlumuran darahnya yang berwarna merah kehijauan. aku kembali pada ayah dan ibuku serta yang lainnya. mereka bersorak, aku berhasil. aku lulus upacara ini, aku sudah menjadi Herc dewasa sekarang. kakak menepuk pundakku "selamat dik, kau sudah dewasa sekarang". ayah terlihat bangga padaku. ibu berurai airmata bahagia.

-

aku berada dipesawat tempur. aku memegang komando tertinggi disana dan pesawat kami sedang pulang menuju planet tercinta kami. usiaku 18 tahun. kami baru selesai melaksanakan misi dan pulang dengan membawa kemenangan. tapi ketika sampai yang kulihat adalah sebuah mimpi buruk. bangunan terbakar, pohon tumbang, tubuh terkapar dimana-mana. aku melihat sebuah sosok berdiri berlumuran darah. kakak.. dia adalah kakak pertama. bukan.. dia bukan lagi kakak pertama. dia sudah tercemar oleh makhluk menjijikan itu. dia menyebut dirinya.. Phantom. dia mencoba menyerangku. aku terpaku, tidak sanggup bergerak bahkan berbicara. bukan karena takut, tapi fakta bahwa itu tubuh kakakku yang melakukan semua pembantaian ini. tubuh kakakku yang merobohkan bangunan dan pohon-pohon. tubuh kakakku yang menghancurkan negri ini, planet ini. tubuh kakakku yang mencoba menyerangku dan itu semua diluar kehendaknya sendiri. tiba-tiba ada yang menolongku. ayah!. "PERGI !" teriaknya memerintah. pasukanku menyeretku kembali kedalam pesawat dan ibu menyerahkan seseorang padaku, adikku. saat itu usianya hampir mencapai 11 tahun. 2 hari lagi tepat ulang tahunnya. pintu pesawat menutup, tapi ibu tidak ikut bersama kami. ia tetap tinggal, begitupun ayah. aku melihat Phantom mencoba membidik pesawat kami tapi sepertinya kesadaran kakak masih tersisa dan menghentikan langkahnya. ayah mengambil kesempatan itu dan melukainya. pesawat semakin menjauh dan pemandangan terakhir yang kulihat adalah ayah dan ibu bertarung melawan Phantom ditengah kekacauan dan tubuh-tubuh yang tidak bergerak. aku menangis, berteriak, meraung. tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa dan mereka semakin menjauh.. menjauh.. dan menjauh sampai akhirnya menghilang dari pandanganku.

-

kami berada 30 juta tahun cahaya jauhnya dari planet kami sekarang. entah sudah berapa lama kami diluar sini, kalau dihitung sekitar 3 bulan dalam waktu planet Herc. kami sudah mulai kehabisan bahan makanan. saat itu kami melihat sebuah planet biru yang indah, Bumi. kami memutuskan untuk mendarat disana. kami mendarat didalam laut, tempat yang sempurna untuk menyembunyikan pesawat dan keberadaan kami dari penduduk Bumi dan Phantom.
sekarang awak kapal tinggal 7 orang, 9 termasuk aku dan adikku. banyak yang gugur dalam pelarian. ada yang gugur saat berburu dibintang-bintang yang dihuni oleh makhluk-makhluk buas. ada yang gugur dalam pelarian ketika bertemu pasukan Phantom. tapi tidak ada yang kabur. mereka adalah pasukan yang tepat berada dibawah komandoku. para pasukan yang gagah berani.

-

aku meninggalkan adikku yang berumur 11 tahun bersama 2 orang pasukanku yang tersisa. aku dan 5 lainnya keluar untuk mencari stock makanan. kami terperangkap oleh pasukan Phantom. dipimpin oleh jendralnya yang licik, Vixxen. kami berenam melawan 1000 orang pasukan Phantom. pertarungan berlangsung selama 2 hari, waktu Bumi. satu persatu pasukanku berguguran. pada akhirnya hanya tersisa aku sendiri, terluka. akupun mulai terdesak. mereka masih tersisa 400 orang prajurit. pilihanku satu-satunya hanyalah menggunakan Radiance. itu akan menguras seluruh tenagaku. kesempatanku hanya sekali. kuarahkan tepat kearah komandannya. berhasil, ia mati bersama setengah dari pasukannya yang tersisa. masih tersisa sekitar 200 orang prajurit, tapi tanpa komandan mereka hanyalah kumpulan yang tidak terarah. kugertak mereka, dan akhirnya merekapun lari. setelah aman aku mencari tempat istirahat untuk memulihkan tenagaku. aku tidak bisa kembali kepesawat sekarang. keberadaan adik dan kedua pasukanku bisa diketahui oleh Phantom jika aku kembali sekarang. aku harus menunggu situasi aman terlebih dahulu.

-

sudah 3 hari waktu Bumi aku tidak kembali kepesawat. aku berniat kembali sekarang, tapi tampaknya aku terlambat selangkah. aku dipergoki pesawat Phantom. pilihanku sekarang adalah lari menjauh sejauh mungkin dari pesawatku dan mengalihkan Phantom. kupakai pesawat kapsulku. aku menyiapkannya untuk keadaan darurat seperti sekarang. aku memasang jebakan, pengalih perhatian. aku terbang memutar dan kulihat pesawat Phantom mendarat. aku bisa saja lari tapi itu akan membahayakan adik dan pasukanku jika aku kembali. kutembaki pesawatnya dan berhasil merusaknya. kutembak lagi dan berhasil membunuh beberapa pasukannya. Phantom memerintahkan pasukannya untuk mengejarku. aku lari menjauh, dan membiarkan pesawatku tertangkap oleh radar musuh. kujatuhkan pesawat-pesawat pengejarku. kemudian aku terbang menjauh dan menjauh dan menjauh dan akhirnya saat kurasa sudah jauh dari tempat persembunyian aku kembali menghilang dari radar musuh. aku mendarat disebuah bukit. pendaratanku tidak begitu mulus karena sayap pesawatku sempat tertembak pesawat musuh. untungnya saat itu sudah malam dan itu daerah yang tidak berpenghuni. saat itu lukaku saat melawan Vixxen dan pasukannya terbuka kembali karena goncangan pesawat. aku turun dari pesawat, tapi kemudian aku bertemu 5 penghuni Bumi, Manusia. dari yang pernah aku pelajari mereka masih anak-anak, remaja. instingku berkata bahwa Phantom mendekat. aku tidak punya waktu lagi. kuberikan masing-masing mereka Link Crystal - Kristal Penghubung. kuberikan juga Life Crystal - Kristal Kehidupanku tanpa sepengetahuan mereka pada pemuda bernama Jake. untuk berjaga-jaga jika mereka tertangkap maka ia tidak punya ingatan tentang Life Crystal-ku. sekarang aku hanya bisa bertaruh pada Manusia-Manusia ini. bertaruh bahwa mereka akan selamat. bertaruh bahwa mereka akan bisa menggunakan kekuatan kristal-kristal itu. dan walau ini gila, tapi aku bertaruh bahwa merekalah yang akan bisa menghentikan Phantom dan pasukan-pasukannya. "Jake, jika kau sudah melihat ini jagalah Life Crystal yang ada padamu sebaik-baiknya. jangan sampai Phantom merebutnya. jika itu sampai terjadi maka bencana besar akan terjadi tidak hanya di Bumi, tapi di seluruh galaxy ini."

tiba-tiba semua menjadi kabur dan gelap. begitu membuka mata aku melihat langit-langit kamarku, tanpa kusadari aku sudah berbaring dilantai kamarku. "apa itu tadi?" gumamku yang masih sedikit pusing. kemudian aku sadar, itu adalah kilas-kilas kenangan pangeran kedua semasa hidupnya sampai kemarin ketika ia bertemu kami berlima. aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 02:50 p.m, maka aku segera bersiap-siap. aku memasukkan kristal itu kembali kedalam tas ranselku dan menutupnya rapat-rapat, kemudian aku berangkat kerumah Alice. banyak sekali yang harus kuceritakan pada teman-temanku.



To Be Continued. . .


Jake menuju rumah alice dengan Life Crystal dan cerita baru !
bagaimana rapat mereka akan berlangsung?

dan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya?

Thursday, May 5, 2011

The Meeting Plan

Jake, Mark, Claire, Alice dan Toby pulang kerumah masing-masing setelah petualangan mempertaruhkan nyawa yang mereka alami, dan hanya merekalah yang tau akan kebenarannya bahwa bumi telah diserang alien !

-
"hi, namaku Jake. pagi ini aku terbangun jam 7 dengan perasaan pusing dikepalaku. seperti biasa aku memakan sereal untuk sarapan di mangkuk kesayanganku, aku duduk termenung memandang kehalaman rumahku yang sepi sambil mengunyah pelan. kemudian aku menyuap satu sendok sereal lagi ke mulutku dan menerawang keluar lagi, tapi kali ini aku tidak termenung. aku memikirkan mimpi buruk yang kudapat semalam. sungguh-sungguh sangat mengerikan. bumi diserang alien-alien gila, aku dikejar-kejar semut raksasa dan sejenis mahkluk berlendir menjijikkan yang bisa merasuki tubuh orang lain, dan pak larry penjaga malam sekolahku dirasuki. oh, dan aku juga mendapat tattoo dari salah satu alien itu ditelapak tanganku. aneh, mimpiku terasa nyata. bahkan tattoo ditelapak tanganku kelihatan nyata.

-

aku berlari keluar rumah dengan tergesah-gesah sambil menyandang tas ranselku. alih-alih berlari kearah sekolah aku belok kerumah sebelah langsung menerobos pagar besi dan mengetuk pintu kayu warna biru yang tertutup rapat itu. tidak lama kemudian pintu terbuka dan keluar seorang anak laki-laki bertubuh kecil. "Toby !" kataku spontan "perlihatkan telapak tanganmu" kataku buru-buru. Toby mengangkat telapak tangannya dan disana terdapat tanda yang sama seperti ditelapak tanganku. pupus sudah harapan kecilku bahwa semua yang terjadi tadi malam hanyalah serangkaian mimpi buruk. belum sempat aku berkata-kata, tiba-tiba terdengar suara dari dalam "siapa itu Toby?" dan keluarlah seorang nenek berambut putih terikat kebelakang dengan muka ramah dan sebuah tongkat ditangan kanannya, di hidungnya yang mancung bertengger bingkai kacamata tipis dan bulat khas nenek-nenek. "wah, Jake rupanya. kau mencari Toby?" "i..iya, kami akan berangkat kesekolah bareng" kataku otomatis. "syukurlah, kau mau menjadi teman Toby. anak ini sejak dipindah kerumah ini belum mendapat teman seorangpun dan hanya bermain dengan anjing dan kucing liar" "nenek...jangan ngomong yang aneh-aneh" Toby memotong pembicaraan, rauh wajahnya terlihat agak malu. "nenek harap kau mau terus menjadi teman Toby" neneknya melanjutkan. "a..ayo kita berangkat" kata Toby buru-buru. "nenek istirahat saja, jangan memaksakan diri. nenek cukup menyiapkan makan siang saja, pekerjaan lainnya nanti biar kukerjakan sepulang sekolah" tambah Toby. "sudahlah, kau jangan mengkhawatirkan nenek. nenek masi sanggup mengerjakan semuanya sendiri koq. sebelum kau pindah kesini juga nenek yang mengerjakan semuanya sendiri. kau fokus ke sekolahmu saja" untuk seorang nenek berusia 73 tahun nenek Toby terlihat cukup sehat dan bugar, jika saja rambutnya berwarna hitam orang-orang akan mengira ia 20 tahun lebih muda. "kalau begitu aku berangkat. ingat, nenek jangan memaksakan diri" kata Toby lagi. "kalau begitu saya permisi juga" kataku pada neneknya. "kalian hati-hati dijalan" balas neneknya tersenyum ramah.

-

"nenekmu sungguh ramah" kataku. "yeah, ia satu-satunya kerabatku sekarang" aku melihat ekspresi wajah sedih pada Toby ketika ia mengatakan itu. aku cepat-cepat mengubah topik pembicaraan. "menurutmu apa artinya tanda ditelapak tangan kita ini?" tanyaku "entahlah, tanda ini muncul setelah kita mendapatkan crystal itu dari pangeran kedua. yang jelas "mereka" mengejar kita karena kita mempunyai tanda ini, mungkin crystal kehidupan yang disebut-sebut itu ada didalam tubuh kita dan tanda inilah buktinya" jawaban yang diberikan Toby cukup logis sehingga aku hanya bisa mengangguk. "kalau begitu jangan perlihatkan tanda ini ke siapapun" kataku "sekedar berjaga-jaga" tambahku lagi. Toby hanya mengangguk dan kami sampai di gerbang sekolah tidak lama kemudian. kami berpencar karena gedung anak kelas 1 dan 2 terpisah dengan gedung anak kelas 3.

aku masuk kelas lebih awal dan mengatakan pada Mark dan Alice agar tidak memperlihatkan tanda ditelapak tangan mereka kepada orang lain. yah, sebenarnya aku tidak begitu khawatir pada mereka berdua karena mereka tidak terlalu...bergaul. yang ku khawatirkan adalah Claire yang mungkin saja menunjukkannya pada teman-teman cheerleader'nya. karena kami tidak sekelas aku tidak bisa memperingatkannya, aku hanya bisa berharap bahwa ia cukup pintar dan hati-hati untuk tidak menunjukkan tanda tersebut kepada orang lain. maksudku kita tidak tau siapa saja yang sudah menjadi bagian dari "mereka" kan?

saat bel istirahat siang berbunyi aku keluar kelas untuk mencari Claire, tapi saat keluar kelorong kelas aku melihatnya berjalan kearahku "Clai..." aku baru saja akan memanggilnya saat ia berjalan melewatiku seakaan tidak melihatku, bukan mengacuhkanku, lebih seperti ia sedang tenggelam kedalam pikirannya sendiri. "Claire..." panggilku untuk kesekian kalinya sambil kutepuk pundaknya. "whoah! Jake, kau mengejutkanku!" serunya kesal "tidak bisakah kau memanggilku baik-baik?" katanya masih dalam nada kesal "tapi aku sudah memanggilmu berkali-kali dan kau hanya diam saja" jawabku "oh..." jawabnya dengan ekspresi malu. selama ini Claire selalu tampil sempurna didepan orang-orang, dia yang biasanya tidak akan berbuat kesalahan seperti ini. "apa yang kau pikirkan?" tanyaku curiga "tidak....tidak ada" katanya meyakinkan "jadi? kenapa kau memanggilku tadi?" lanjutnya tanpa memberiku kesempatan untuk bertanya lebih lanjut lagi. "ah iya, aku ingin mengingatkanmu agar jangan memperlihatkan tanda ditelapak tanganmu pada orang lain, hanya untuk jaga-jaga" bisikku. "tentu saja aku tau itu, apa aku kelihatan seperti anak SD yang suka membangga-banggakan mainan barunya pada teman-teman disekolahnya dan akhirnya pulang kerumah dengan tangisan karena mainan barunya dirusak oleh teman-temannya?"."er...tidak" jawabku. satu hal tentang Claire yang perlu kalian tau, dia adalah gadis paling percaya diri yang pernah kutemui seumur hidupku. aku tidak pernah bertemu gadis lain yang penuh percaya diri seperti dirinya, seakan jika ia ingin ia bisa melakukan apa saja. "baiklah kalau begitu, aku hanya ingin menyampaikan itu. aku akan kembali ke kelasku sekarang" kataku sambil mengambil dan membayar sebuah roti melon pada ibu penjual kantin. "kau yakin kau baik-baik saja?" tanyaku untuk terakhir kalinya sebelum aku berbalik kembali ke kelasku. "aku yakin Jake, sekarang kembalilah ke kelasmu". aku tau ada yang dipikirkannya dan aku juga tau bahwa ia tidak akan menceritakannya padaku. yah, jika kau menjadi sepupunya seumur hidupmu kau juga akan mengetahui hal ini sebaik aku mengetahuinya. maka akupun berbalik dan berjalan kembali kekelas.

saat bel tanda sekolah dibubarkan berbunyi aku mengumpulkan mereka semua dikelas kosong. "kita perlu bicara, sebuah rapat" kataku. "tapi kita tidak bisa membicarakan soal ini disini, mungkin saja mereka mendengarkan pembicaraan kita" kataku merendahkan suara "kalian ingat pak Larry kan? bisa saja sekarang setengah dari isi sekolah ini adalah mereka dan kita tidak akan pernah tau siapa yang benar-benar dirinya sendiri dan siapa yang bukan" suaraku tinggal bisikan sekarang. "kita butuh tempat persembunyian yang memungkinkan kita untuk membicarakan semua ini tanpa ada yang mendengar" kata Mark. "jadi kita akan kumpul dimana?" tanya Toby "jangan melihatku, dirumahku tidak mungkin" Mark yang pertama menolak. yah, aku maklum saja berhubung keadaan ayahnya yang seperti itu. "aku juga tidak mungkin, dihukum disekolah dan pulang telat kemarin saja sudah cukup melibatkanku dalam masalah yang besar. aku tidak mungkin membawa teman-teman sekolahku kerumah untuk membicarakan tattoo -yang kalau diketahui orangtuaku ada ditelapak tanganku maka aku akan terlibat masalah yang lebih besar lagi- dan alien gila yang mencoba membunuh kita. terutama para laki-laki, aku tidak mungkin memasukkan kalian kerumahku tanpa seizin orangtuaku kecuali Jake hanya karena ia sepupuku." memang Claire dilahirkan dikeluarga yang seperti itu, dimana nilai sekolahmu lebih penting daripada alien yang mencoba membunuh dan memotong tanganmu. "aku juga tidak bisa, ada orang tuaku dirumah. setidaknya salah satu dari mereka pasti akan ada dirumah" timpalku. "aku sendiri juga tidak bisa, dirumahku ada nenek dan...." Toby tidak menyelesaikan kalimatnya dan mukanya memerah. aku mengerti jika ia tidak ingin menambah pekerjaan neneknya dengan mendatangkan tamu-tamunya. "aku mengerti" jawabku. "jadi tidak adakah yang bisa? apa kita harus mencari tempat lain?" tanya Mark. "uh...uhm... ba..bagaimana kalau dirumahku?" tiba-tiba Alice bersuara. semua memandangnya dan ia cepat-cepat menundukkan kepala karena malu. "o..orang tuaku tidak dirumah dan aku hanya tinggal berdua dengan pelayanku, ka..kalian boleh memakai rumahku jika tidak keberatan". "ya! thanks Alice, kau benar-benar penyelamat kami" seruku dan muka Alice memerah lagi.

"baiklah, kalau begitu jam 3 dirumah Alice?" kataku pada yang lain. "tidak masalah sobat" kata Mark nyengir. "entahlah, tapi akan kuusahakan... aku masih dihukum dan aku tidak tau apa orangtuaku akan mengizinkanku keluar" jawab Claire. "aku juga mungkin akan sedikit telat, aku harus membantu nenek mengurus rumah terlebih dahulu" timpal Toby. "ayo kita semua tukar nomor handphone" kataku mendadak. "itu akan berguna mulai sekarang dan seterusnya, dan kita bisa saling mengabarkan kalau tidak bisa datang atau minta tolong jika sedang dalam masalah" tambahku. atas usulku kami semua bertukar nomor handphone. "kalau begitu jam 3 dirumah Alice teman-teman...yang tidak bisa harap kabarin antara Alice" kataku. "eh, ak..aku?" kata Alice terkejut karena namanya tiba-tiba kusebut. "iya, lagipula kita akan berkumpul dirumahmu, akan lebih praktis jika melaporkan padamu yang tinggal disana sejak awal. maksudku kau akan terus berada disana dan tidak mungkin pindah rumah mendadakkan?" kataku menjelaskan. "ba..baiklah kalau begitu" Alice mengangguk pelan. "kalau begitu kita semua pulang sekarang dan bertemu lagi jam 3 siang nanti" kataku, dan kami pulang dengan urutan seperti kemarin karena takut akan diserang dalam perjalanan pulang. hanya Mark yang pulang sendiri setelah semua sampai dengan selamat dirumah masing-masing. untungnya rumah Mark tidak begitu jauh dari rumahku. kami setuju untuk tidak jalan sendiri-sendiri untuk berjaga-jaga jikalau sampai diserang mendadak.

dirumah aku langsung menuju kamarku dan melempar tas'ku kesudut ruangan, tapi terdengar benturan yang keras dari tas'ku. karena penasaran aku membuka resleting paling depan dari tas ranselku, dan kemudian cahaya yang keras menyembur keluar dari tas'ku. walau hari masih siang tapi mataku silau karena cahaya yang muncul dari dalam tas'ku itu.



To Be Continued. . .


cahaya misterius apa yang keluar dari tas Jake?
apa sumber cahaya misterius itu?

dan bagaimana rapat pertama mereka?

Wednesday, April 13, 2011

The End of The Night

Mark dan Claire kembali ketempat mereka berpisah dengan Jake, Alice dan Toby dengan harapan mereka juga kembali kesana. tetapi tiba-tiba Mark diserang oleh penyerang misterius.

-
"Mark ! awas !" teriak Claire padaku. tanganku secara respon menangkap balok kayu yang diarahkan ke kepalaku. yah.. untung dulu aku pernah belajar tinju dari ayahku, setidaknya refleks'ku membantu disaat-saat seperti ini.

"whoah..whoah...tenang sobat, apa kau mencoba memecahkan kepala sohibmu ini?" kataku ketika kulihat siapa yang mengayunkan balok kayu itu kepadaku.

"Mark !" seru Jake "tadinya jalanan ini sepi dan aku mendengar suara, kukira kau salah satu dari mereka" katanya lagi.

Jake adalah sohib dekatku, dulu sebelum ibuku menghilang aku punya banyak teman yang lumayan akrab dan Jake salah satunya. aku sering bermain ke rumahnya dan ia juga sering bermain ke rumahku. tapi itu sudah lama sekali, sejak ibuku menghilang dan ayah berubah menjadi pecandu alkohol aku merasa hidupku hancur, aku menjadi temperamen. teman-temanku mulai menjauhiku, tapi Jake tetap berteman denganku. karenanya pula ia menjadi teman terbaikku, aku menceritakan hampir semua hal kepadanya. walaupun sejak ibuku menghilang aku tidak mengizinkannya memasuki rumahku lagi, aku tidak ingin ia melihat ayahku yang seperti itu. setidaknya aku tidak ingin sahabatku melihat ayah yang kubanggakan menjadi seperti itu. sejak saat itu kami lebih sering nongkrong di rumahnya. kurasa ia mengerti perasaanku dan ia tidak pernah sekalipun menanyakan tentang ibuku. aku juga tidak pernah menceritakan soal itu padanya. well, mungkin sekali...tapi setelah itu kami tidak pernah membahasnya lagi. aku mengerti bahwa ia mencoba menjaga perasaanku, mungkin suatu hari aku akan mengizinkannya masuk ke rumahku lagi. ya, suatu hari.

"tenanglah sobat, apa kau tidak melihat cahaya putih tadi? kurasa itu tanda mereka di panggil oleh pemimpinnya" kataku. "cahaya putih apa?" tanyanya. "kau tidak melihatnya? cahaya putih yang terang seperti kembang api itu?" dia menggeleng "kami sembunyi dipipa saluran pembuangan sampai tadi" jawabnya. "cerdik" kataku sambil nyegir kepadanya. "tidak juga, kami hampir tertangkap tadi, tapi tiba-tiba pak Larry..atau yang tadinya pak Larry mengatakan kalau mereka di suruh berkumpul oleh Phantom" kata Jake lagi "mungkin pada saat itulah cahaya seperti kembang api dinyalakan" timpal Toby.

"apa yang harus kita lakukan sekarang?" kata Claire tiba-tiba. "kurasa kita harus pulang" timpal Jake. "kurasa itu ide yang bagus" kataku mendukung ide Jake "u..um..." Alice bergumam ragu-ragu, dan semua melihatnya. ia melanjutkan kata-katanya dengan muka tertunduk dan terbata-bata "ba...bagaimana kalau mereka sudah menunggu dirumah kita?"
"menurutmu mereka sudah tau alamat kita?" tanya Toby
"itu bisa saja terjadi" jawab Claire
"bagaimana kalau kita mengecek rumah kita satu persatu?" Jake mengusulkan
"dimulai dari rumah siapa?" jawabku langsung menyetujuinya
"bagaimana dengan rumah Alice?" kata Jake sambil memandang kearah Alice
"eh..a..aku?"
"iya, lagipula kami tidak tau dimana rumahmu. lebih aman kalau lebih banyak orangkan? bagaimana menurutmu Mark"
"kurasa kau benar sobat, jadi.. dengan siapa kau tinggal?" tanyaku sambil memandang Alice
"sen..sendiri" katanya. entah hanya perasaanku saja atau ketika ia menjawab pertanyaanku aku melihat ekspresi sedih darinya. "jadi? kemana orangtua'mu?" tanya Claire santai.

Claire adalah gadis yang sangat cerdas dan cantik, hanya saja kadang ia bisa menjadi sangat tidak sensitif. mungkin karena ia berasal dari keluarga yang utuh maka ia bisa menanyakan pertanyaan seperti itu dengan santai. aku tau rasanya sebuah keluarga yang tidak utuh, oleh karenanya aku tidak menanyakan hal itu. kudengar Toby hanya tinggal berdua dengan neneknya jadi kurasa ia juga tau bagaimana rasanya sebuah keluarga yang tidak utuh, sedangkan Jake sudah menjadi teman baikku selama bertahun-tahun jadi aku yakin ia cukup sensitif pada hal seperti ini.

saat Claire menanyakan itu aku dan Jake melotot padanya dengan makna 'sensitif'lah sedikit'. "apa?" tanya Claire merasa tidak bersalah. "ayah dan ibuku ada diluar negri, mereka sibuk kerja dan hanya pulang 2 bulan sekali" jawab Alice "jadi kau tinggal sendiri?" tanya Claire lagi dengan sangat tidak sensitifnya. "aku tinggal berdua dengan seorang pelayan yang mengurus kebutuhkan hidupku sehari-hari" jawab Alice masih sambil menundukkan kepalanya. "whoah, kau pasti orang yang cukup kaya.. sekarang ayo kita pergi ke rumahmu dan mengantarmu pulang" jawabku mengakhiri pembicaraan. "setuju" jawab Jake dan kamipun bergegas menuju rumah Alice.

-

kami tiba dirumah Alice dan tebak apa? di bukan hanya orang kaya, dia orang yang sangat kaya. rumah yang seperti istana dan sejauh yang kulihat halaman belakang rumahnya 3x lebih luas daripada rumahku sendiri. "wow, kau benar-benar orangkaya" kataku tercengang. "menurutmu berapa lama yang dibutuhkan untuk menjelajahi isi rumahnya saja?" aku dan Jake sering menanyakan pertanyaan bodoh seperti ini hanya untuk bercanda "entahlah, kurasa akan sangat lama sekali" jawabku masih tercengang melihat rumahnya. "bukankah kalian ikut kesini untuk memastikan bahwa tidak ada mahkluk-mahkluk itu disini?" kata-kata Claire memecahkan lamunanku tentang seberapa luas rumah itu. "ah, kau benar... ayo Jake, Toby"

-

kami pulang setelah selesai memeriksa halaman depan dan isi rumah Alice. itu memakan waktu lebih lama dari yang kuperkirakan. halaman depannya butuh waktu 10 menit dengan aku, Jake dan Toby yang memeriksanya sementara Claire dan Alice memeriksa beranda rumahnya. rumahnya sendiri memerlukan 15 menit untuk setiap lantainya dan kami memeriksa 3 lantai. Claire dan Alice memeriksa kamar-kamar sedangkan kami memeriksa tempat-tempat lainnya. Alice bersikeras kami tidak perlu memeriksa halaman belakangnya, katanya tempat itu sudah dipasang berbagai sistem keamanan dan alarm jadi ia akan tau jika ada yang memasuki halaman belakang rumahnya secara ilegal. aku merasa sedikit bersyukur karena aku tidak tau berapa lama waktu yang diperlukan untuk memeriksa halaman seluas itu dan aku sudah sangat lelah sekali terutama dengan semua yang terjadi malam ini.

selanjutnya kami memeriksa rumah Claire, hanya butuh 3 menit untuk halaman rumahnya dan 5 menit untuk memeriksa rumahnya, itu karena orangtuanya terjaga dan hampir menceramahinya. Jake menjelaskan bahwa mereka terkunci disekolah karena satpam sekolah lupa bahwa mereka dihukum sampai jam 8 dan berakhir pulang jam 9 malam. sepertinya orangtua Claire percaya kata-kata Jake, tapi kelihatannya Claire tidak akan lolos begitu saja karena berurusan dengan pak Sam wakil kepala sekolah kami.

kemudian kami kerumah Toby dan selesai memeriksa rumahnya dalam 10 menit, begitu pula dengan rumah Jake. Toby mengatakan pada neneknya bahwa ia mengikuti kegiatan ekstrakulikuler disekolah sedangkan kami memeriksa rumah Jake secara diam-diam karena ia tidak ingin membangunkan orangtuanya. Toby kembali kerumahnya dan Jake menyelinap kekamarnya diam-diam setelah aku menolak tawaran mereka untuk mengantarkanku sampai kerumah. lagipula aku tidak ingin mereka masuk kerumahku. Jake tampaknya mengerti, karena itu ia tidak memaksa. aku kemudian pulang kerumahku dengan hati-hati.

-

sampai dirumah kulihat TV menyala dan ayah tertidur di sofa ruang keluarga kami hanya dengan memakai singlet dan celana boxer dengan botol bir yang masih setengah berisi ditangan kiri dan remote TV ditangan kanannya, sementara beberapa botol bir kosong berserakkan dilantai dekat sofa dan meja. kumatikan TV dan membereskan botol-botol bir itu kemudian kuselimuti ayahku. aku mengecek seluruh rumah dan kamar tapi tidak ada tanda kehadiran siapa-siapa, ku kunci pintu dan terbaring tidur dikasurku tanpa mengganti pakaianku lagi karena sudah terlalu lelah dengan hari yang gila ini. sesaat aku masih bisa mencium aroma kamar dan bantalku dan kemudian semuanya mulai kabur dan aku terlelap. malampun berlalu dengan tenang, tapi aku tau disuatu tempat terdapat alien gila dan pasukannya yang siap menyerang dan menguasai bumi kapan saja.



To Be Continued. . .


apa yang akan mereka hadapi selanjutnya?
bahaya apa yang menanti mereka selanjutnya?

Tuesday, April 12, 2011

Ms.Perfect & Mr.Ignorant

Claire dan Mark terpisah dengan Jake, Alice dan Toby setelah lolos dari kepungan pasukan Antz yang dipimpin pak Larry.

-
"stop..stop..." kataku pada Mark. "mereka sudah kehilangan jejak kita...well, setidaknya mereka tidak kelihatan lagi... dan aku capek berlari terus,bisakah kita istirahat sebentar?" "apa? kau gila ya? kau ingin tertangkap oleh mereka dan dijejali mahkluk menjijikkan itu kedalam mulutmu dan membiarkan tubuhmu dikuasai oleh mereka?" kata Mark kasar padaku. "hey, jaga kata-katamu. mungkin kau kuat berlari lama karena kau tidak memakai isi kepalamu dan hanya mengandalkan ototmu itu" kataku ketus. "oh, kudengar kau ketua tim cheerleader tapi hanya berlari begini saja kau sudah capek? dasar tuan putri" balas Mark tajam.

aku memang ketua cheerleader disekolah kami. well, setidaknya sampai akhir tahun ajaran ini. aku mengikuti cheerleader dari sejak aku duduk dibangku SMP. itu karena aku sangat menyukai cheerleader, mungkin itu pengaruh ibuku yang seorang guru aerobik. setiap melakukan cheerleader aku merasa sangat bebas. aku dan Jake memang sepupu dan keluarga kami memang dekat, tapi itu bukan berarti cara mendidik anak dalam keluarga kami sama, terutama karena aku anak perempuan. aku dituntut selalu bersikap sopan didepan orang lain, mendapatkan nilai yang bagus disekolah dan selalu tampil bagus dimata semua orang.

aku bukannya tidak mau mengakui Jake sebagai sepupuku disekolah, tapi aku akan kesulitan jika orang-orang mulai menghubung-hubungkan kami terutama dengan sifatnya yang cuek dan suka membuat masalah itu, sementara aku dituntut untuk tampil sempurna. satu-satunya kesenanganku disekolah adalah menjadi cheerleader.

hanya dengan melakukan cheerleader aku merasa bebas dan menjadi diriku sendiri. aku bisa meloncat dengan tinggi, aku bisa berteriak dan tidak ada yang melarangku. aku merasa seperti...terbang ! terasa sangat bebas. dan ketika tau bahwa aku mengikuti cheerleader ibuku sangat bangga sekali, katanya dulu ibu juga ketua cheerleader semasa SMA-nya. tapi sekarang itu sudah berakhir ketika wakil kepala sekolah memberiku hukuman. mungkin ibu akan merasa kecewa kepadaku, mungkin ayahku akan melarangku untuk mengikuti cheerleader lagi. tapi aku hanya perlu mengkhawatirkan itu semua jika ketika besok pagi menjelang dan aku terbangun diperpustakaan lama sekolah dibelakang bukit dan mendapati semua kegilaan alien ini hanya mimpi buruk yang panjang.

"ap..." "ssttt..." kata Mark memotongku ketika aku ingin membalas kata-katanya. "ada yang datang" katanya setengah berbisik. kami berlari dan sembunyi di belakang tumpukan batu bata dan pasir yang ada disana. kami berada ditempat pembangunan yang terlantar. awalnya disana akan dijadikan pusat perbelanjaan, tapi karena ada masalah dengan hak milik tanahnya pembangunan ini sudah ditunda selama 7 bulan.

kedua ras Antz itu mendekat, mereka berhenti tepat didepan dan berdengung dengan bahasa yang tidak kumengerti. dibahu salah satu mahkluk itu aku melihat mahkluk berlendir yang disebut ras Lyque itu. sekarang yang memisahkan kami dengan mahkluk-mahkluk itu hanyalah tumpukan bata dan gunung pasir yang menyembunyikan tubuh kami sehingga tidak terlihat oleh mereka.

tiba-tiba dilangit kejauhan aku melihat sinar cahaya putih yang seperti kembang api, tapi bedanya yang ini terus berkedip selama beberapa saat dan hanya berbunyi pelan seperti bunyi air mendidih. kedua Antz itu saling pandang dan berlari menuju cahaya itu sambil mendengungkan sesuatu.

"fiuh...selamat" kata Mark sambil menyeka keringatnya setelah beberapa saat mereka meninggalkan kami. "jangan lega dulu" kataku "mereka bisa saja kembali kesini".
"tenanglah tuan putri, kurasa mereka tidak akan kembali lagi. setidaknya tidak malam ini. kurasa cahaya tadi adalah tanda supaya mereka menghadap pemimpinnya" jawab Mark. "jangan memanggilku tuan putri" kataku kesal. Mark hanya mengangkat bahunya dengan santai dengan ekspresi cueknya.

kata-kata Mark ada benarnya, ia sebenarnya lumayan pintar jika ia mau menggunakan otaknya barang sedikit saja. hanya saja tampaknya ia lebih suka menggunakan ototnya daripada otaknya. sikapnya yang santai dan cuek juga yang membuatnya gampang bergaul, tapi temperamennya membuatnya tidak mempunyai banyak teman dekat. satu-satunya teman dekat yang ia punya mungkin hanya sepupuku Jake. kurasa mereka mempunyai banyak persamaan sifat, terutama dalam soal santai dan cueknya. mungkin karena itu pula mereka bisa dekat. kudengar ibunya menghilang 3 tahun yang lalu dan ayahnya menjadi pemabuk karenanya. ayahnya seorang petinju yang cukup sukses di ring, tapi ketika ibunya menghilang ayahnya mulai terikat pada alkohol dan tidak pernah menang lagi. 6 bulan setelahnya ayahnya berhenti bertinju dan menjadi pengangguran. atau setidaknya itu yang kudengar. tidak ada yang berani menanyakan secara langsung kepadanya. mungkin Jake pernah menanyakannya atau ia pernah bercerita kepada Jake tapi aku yakin Jake tidak akan pernah membuka mulutnya soal ini.

"ayo, kita harus mencari yang lainnya" katanya tiba-tiba. walau jalan didepan kami kosong kami tetap berjalan dengan sembunyi-sembuyi takut kalau-kalau ada ras Antz yang berjaga-jaga disana. setelah semenit berjalan Mark berhenti dan menoleh kepadaku "kemana kita harus pergi?" tanya-nya mendadak. seperti yang kubilang, ia tampaknya lebih senang menggunakan ototnya daripada otaknya. "haah" aku menghela nafas karenanya. "kurasa kita harus kembali ketempat kita berpencar dengan yang lainnya, mereka bisa saja juga pergi kesana untuk melihat apakah kita kembali kesana dan mencari mereka" jelasku. "ah, benar juga...kau jenius" katanya kepadaku sambil tertawa santai. "simpan saja pujianmu sampai kita selamat dan bergabung dengan yang lainnya" kataku. dan kami berjalan kembali menuju tempat kami terpisah.

-

kami tiba disana, tapi tidak ada siapa-siapa disana. jalanan sepi dan kosong, yang terdengar hanyalah deru angin malam dijalanan yang sepi itu. "Halloooo, ada orang disana ?!!" teriak Mark. "ssttt" kataku "bagaimana kalau mereka masih ada disekitar sini?" "sudah kubilang mereka sekarang sedang menghadap pemimpinnya yang haus darah itu" jawab Mark. "tidak ada salahnya berhati-hati" kataku lagi. Mark mengangkat bahunya "ok, apapun katamu".
tiba-tiba aku melihat sekilas ada bayangan yang melintas dibelakang Mark, tapi karena gelap aku tidak bisa melihat siapa atau mungkin apa itu. "Mark, aku melihat ada bayangan dibelakangmu" bisikku. Mark menoleh, kemudian dengan tampang was-was dia berjalan menyusuri jalan itu, tiba-tiba dari arah gang ada yang mengayunkan sesuatu kearah kepala Mark dan aku hanya bisa berteriak untuk memperingatkannya tanpa sempat menggerakkan satu jaripun. "Mark ! awas !"

To Be Continued. . .

siapa atau apa yang ada disana?
dapatkah Mark dan Claire bertemu kembali dengan yang lainnya?

Wednesday, January 20, 2010

The Separate

Jake, Mark, Alice, Toby, dan Claire terjebak oleh siasat bangsa Lyque dan terkepung oleh 3 'ekor' bangsa Antz dan pak Larry, penjaga malam disekolah mereka yang telah dirasuki oleh bangsa Lyque.

-
"jangan panik. .jangan panik. . ." begitu pikirku. aku berusaha keras memutar otak memikirkan jalan keluar dari situasi ini. kemudian tanpa sengaja aku menangkap pandangan Mark dan aku mendapatkan sebuah ide. aku memberi beberapa isyarat kecil kepada Mark yang segera dimengerti olehnya sebagai 'kita berpencar, lari ketika musuh lengah'. dulu kami sering melakukannya ketika kami terkepung menghadapi anak-anak berandalan yang jumlah maupun ukuran badannya diatas kami. kemudian aku berteriak sambil menunjuk keatas tepat dibelakang pak Larry "ahh,Pha. .Phantom !" dan sejenak perhatian mereka semua teralihkan kesana. "SEKARANG !!!" teriakku sambil memegang tangan Alice dan Toby yang berada didekatku dan berlari menjauhi mereka. sementara kulihat Mark membawa Claire dan menubruk jatuh Antz yang berada dibelakang kami sebelum kabur kearah kami datang sebelumnya bersama Claire.

-

aku berlari dan terus berlari, dan tanpa sadar aku, Alice dan Toby sudah berada disalah satu pipa saluran pembuangan dikota kami. "kenapa kita bersembunyi ditempat ini lagi tadi?" kata Toby hendak memprotesku sambil menutup hidungnya, karena tempat itu baunya seperti toilet sekolah yang tidak dibersihkan selama bertahun-tahun dan baru saja dimuntahi oleh seorang pemabuk. "untuk berjaga-jaga kalau saja para manusia semut itu memiliki penciuman yang cukup tajam untuk menemukan dimana kita bersembunyi" kataku. "owh" kata Toby menghentikan protesnya dan duduk disana sambil bernapas tersengal-sengal setelah berlari 15 menit tanpa henti walau ia tidak menyukai baunya.

setelah duduk lebih dari 30 menit, kami sudah merasa agak tenang dan sudah bisa bernapas dengan normal. "hey,kalau kita tidak berhasil melewati semua ini aku ingin kalian tau sekarang aku senang bertemu dengan kalian" kataku memecah kesunyian. "jangan bicara begitu" sela Alice. sejenak kulihat wajah Alice memerah lagi ketika ia berkata "a. .aku juga senang bertemu kalian" kemudian Toby tersenyum sambil berkata "sama-sama. kalian tau, kalian mungkin orang yang paling dekat denganku setelah nenekku". tiba-tiba saja aku merasa iba padanya, ia tidak mempunyai seorang temanpun disekolah dan selalu dibully oleh anak-anak berandal seperti Tim disekolah. sesuatu kenyataan yang aneh bahwa aku duduk disini berbicara dengan mereka yang biasanya bahkan tidak pernah kusapa disekolah sementara diluar sana berlusin-lusin alien mencari kami. kemudian aku teringat pada Mark dan Claire. aku bertanya-tanya apakah mereka baik-baik saja. apakah mereka berhasil lolos dari para alien itu, atau mereka tertangkap dan disiksa agar membuka mulut tentang keberadaan kami. "tenang saja, mereka akan baik-baik saja" kata Toby tiba-tiba. aku sadar kalau ternyata ia mengetahui kekhawatiranku dari raut wajahku. "mereka itu kuat" katanya lagi. "yeah, aku tau" kataku tersenyum entah untuk menenangkannya atau diriku sendiri. "sebaiknya kalian tidur untuk mengisi tenaga, aku akan berjaga-jaga selagi kalian tidur" kataku "bagaimana denganmu?" tanya Toby. "kita akan berjaga bergiliran, aku akan berjaga duluan. kita sebaiknya menetap disini beberapa jam lagi untuk berjaga-jaga" jawabku. mereka hanya mengangguk, mungkin karena mereka terlalu lelah untuk menjawab setelah semua yang terjadi hari ini. walaupun bau dan tidak nyaman tapi mereka mencari posisi tidur senyaman mungkin.

-

"Jake. .Jake. .bangun Jake" suara Toby membangunkanku. "ada apa?" tanyaku. "sst. .mereka ada disekitar sini" katanya lagi. kantuk'ku hilang seketika dan aku menjadi was-was. kulihat Alice sudah bangun dan mengawasi dengan muka yang tegang. tiba-tiba ekspersinya berubah menjadi ketakutan,dan dari ujung lorong ada cahaya senter. aku mengerti dari ekspresi ketakutannya bahwa yang mendekat bukanlah manusia. "berapa ekor?" bisikku. Alice tidak menjawab,ia hanya memberi isyarat angka 2 dengan jarinya. aku memutar otak keras tentang apa yang harus kulakukan, disini hanya aku yang bisa diandalkan. Toby lebih muda dariku dan badannya juga lebih kecil dariku. sedangkan Alice adalah wanita. bagaimana mungkin mereka melawan manusia semut berukuran pria dewasa dengan tombak ditangannya, dan bagaimana mungkin aku melindungi mereka. aku bahkan tidak bisa melindungi diriku sendiri.

kulihat sekelilingku, kemudian kupungut sepotong kayu sepanjang 1 meter dan merapatkan diri didinding bersiap memukul begitu mereka muncul dibelokan. mereka semakin dekat,terdengar dari suara langkah kaki mereka dan suara aneh yang mereka keluarkan. sepertinya mereka sedang bicara dengan bahasa mahkluk planet Antz yang terdengar seperti dengungan bagiku.

mereka semakin dekat dan dekat,kemudian mereka berhenti sebentar mengarahkan senternya kelorong-lorong sekitarnya. setelah memastikan tidak ada siapa-siapa mereka berjalan terus kearah kami. kulihat wajah Toby begitu tegang, wajah Alice terlihat pucat bahkan dalam kegelapan. suara kaki mereka semakin dekat dan dengungan mereka semakin jelas. aku sudah siap mengayunkan kayu ditanganku sekuat tenagaku ketika tiba-tiba mereka berhenti tepat sebelum belokan. "hey kalian, ayo kembali. Phantom memerintahkan agar kita segera berkumpul". kata suara yang kukenali sebagai suara pak Larry.

-

aku tetap waspada sampai aku tidak mendengar keberadaan mereka lagi. aku menunggu sebentar, dan kemudian kucoba mengintip kelorong. kosong dan sunyi, tidak ada siapa-siapa. aku menghela napas lega dan terduduk. kedua kakiku lemas seolah-olah semua kekuatanku pergi meninggalkannya. kulihat Alice dan Toby juga menunjukan rasa lega yang sama.

"ayo,kita pergi mencari Mark dan Claire" kataku tidak lama kemudian. "tapi dimana kita harus mulai mencari?" tanya Alice. "kita akan menelusuri jalan yang mereka lalui ketika berpisah dengan kita tadi" kataku. "jangan !" kata Toby spontan. "maksudku,itu sangat berbahaya. bisa saja para alien itu masih berkeliaran disana dan memasang perangkap atau semacamnya" mukanya terlihat pucat memikirkannya. "tenanglah Toby,kita akan melakukannya dengan sangat hati-hati" kataku menenangkannya. "aku tau seluk beluk daerah sana, dan kita bisa bersembunyi sambil mencari mereka,okay?" Toby tidak menjawab, ia hanya mengangguk kecil tapi itu cukup bagiku. "ayo, kalau begitu" kataku lagi, dan kamipun bergegas meninggalkan tempat itu.



To Be Continued. . .


bagaimana nasib Mark dan Claire?
dapatkah mereka berlima berkumpul kembali?

Wednesday, December 9, 2009

The Parasite

Jake, Alice, Mark, Claire dan Toby 5 orang remaja yang tanpa sengaja berkumpul dan menyimpan sesuatu yang diinginkan Phantom, mahkluk luar angkasa yang kejam dan sanggup melakukan apa saja demi mencapai keinginannya. mereka kini dikejar sekelompok mahkluk luar angkasa bawahan Phantom.

-
"LARI!" begitu teriakku dan 4 orang temanku secara serempak ketika keberadaan kami diketahui Phantom dan selusin manusia semut dan mahkluk berlendir bawahannya mengejar kami. saat itu aku begitu panik sehingga aku lari tanpa memikirkan hal lain lagi. "apa yang. . ." belum sempat menyelesaikan kata-katanya penjaga malam sekolah itu diringkus oleh 'seekor' kalau bisa kusebut begitu, manusia semut. . dan hal berikutnya begitu mengerikan dan menjijikan sehingga aku yakin menyaksikan hal itu akan mengganggu selera makanku selama seminggu kedepan.

mahkluk berlendir yang sedari tadi bertengger dipundak manusia semut kemudian meluncur begitu cepat sehingga hampir tidak dapat kulihat dalam kegelapan malam. tapi aku melihatnya, mahkluk berlendir itu masuk kemulut sang penjaga malam dan sekejap ia tergeletak diam ditanah. awalnya kukira ia mati, tapi kemudian ia bangkit lagi berdiri sambil memegang kepalanya. aku ingin memastikan bahwa ia baik-baik saja, tapi para manusia semut sudah sangat dekat denganku yang tidak kusadari karena memperhatikan penjaga malam itu. "JAKE !" teriak Alice yang tepat berada dibelakangku, dan tiba-tiba kusadari manusia semut itu sudah disampingku. aku tidak pernah mendengar Alice teriak, bahkan aku jarang mendengarnya bicara dan kalau bukan karena manusia semut itu sudah hampir mencengkram bajuku aku mungkin akan terperangah melihat Alice seperti itu. tiba-tiba Mark menubruk manusia semut itu dengan tubuh penuh ototnya layaknya ia sedang mendobrak pintu yang terkunci. "apa yang kau lakukan ?!" teriaknya padaku "kau tidak mau tertangkap manusia semut itu dan membiarkan mereka menjejalkan mahkluk berlendir menjijikkan itu kedalam mulutmu-kan?!" katanya masih setengah berteriak. rupanya ia juga memperhatikan kejadian itu. aku mengangguk "terima kasih dan ayo pergi dari sini" kataku pada Mark.

ketika sampai digerbang sekolah Claire dan Toby sudah menunggu kami. "apa yang kau lakukan disana?" Claire berkata padaku dengan nada kesal seolah menungguku membuatnya ketinggalan pesawat dibandara. "maaf, tadi aku hampir tertangkap. Mark dan Alice menyelamatkanku". entah hanya perasaanku saja atau waktu aku mengatakan itu aku melihat wajah Alice memerah. "ayo, sebaiknya kita buru-buru" kataku ketika mendengar banyak derap kaki dikejauhan.

kami berlari selama 10 menit tanpa berhenti, dan ketika sadar kami sudah berada ditaman. taman itu cukup luas bahkan untuk orang dewasa. biasanya ibu-ibu membawa anak-anak mereka yang masih kecil untuk bermain disana, tapi banyak juga anak-anak SMP dan SMA yang sering nongkrong disana ketika jam pulang sekolah. taman itu juga dijadikan tempat persembunyian bagi anak-anak yang sering bolos. jangan tanya bagaimana aku tau hal itu, aku hanya tau.

"ayo" kataku pada teman-temanku dan kami duduk didalam salah satu rumah-rumahan yang cukup besar ditaman itu. "kurasa mereka sudah cukup jauh dari kita, kita istirahat sebentar disini dan kalau keadaan sudah cukup aman kita pulang kerumah masing-masing" kataku lagi. yang lainnya hanya mengangguk setuju, entah karena kehabisan nafas karena berlari atau karena masih was-was terhadap pengejar-pengejar kami.

"sst. . .apa kalian mendengar sesuatu?" tanya Mark tiba-tiba hampir dalam bisikan. lalu kami semua terdiam, saat itu begitu hening dan aku bahkan bisa mendengar detak jantungku sendiri dengan jelas. tapi kemudian terdengar suara seseorang atau mungkin 'sesuatu' mendekat. detak jantungku berdetak semakin cepat dan semuanya saling berpandangan seolah mendapatkan kesepakatan begitu pintu dibuka tendang apapun yang ada disana sekuatnya dan kabur.

sedetik kemudian yang kutakutkan terjadi, ada yang membuka pintu dan aku sudah siap menendang ketika yang kulihat orang yang membuka pintu adalah penjaga malam kami.
"kalian tidak apa-apa anak-anak?" katanya ketika melihat melihat kami. "pak Larry?" kataku. ya. . .nama penjaga malam kami pak Larry. "tapi tadi bapak tertangkap oleh. . ." kata-kataku berhenti disana. "aku berhasil melarikan diri" katanya "ayo, kuantar kalian pulang. orang tua kalian pasti khawatir". kemudian kami berjalan mengikuti pak Larry dalam diam "jangan khawatir, mereka pasti sudah jauh dari kita sekarang" kata pak Larry memecah kesunyian dan kami hanya mengangguk pelan. kelihatannya teman-temanku sama sepertiku, masih memikirkan apa yang terjadi tadi.

aku berjalan sambil mengulang peristiwa-peristiwa yang terjadi tadi, aku bahkan tidak sadar pak Larry sudah berhenti berjalan sampai aku mendengar suara Mark bertanya "jadi? rumah sapa ini? Claire? Alice? atau Toby?" aku menegadahkan kepalaku, dan melihat sebuah rumah yang besar dan disampingnya terdapat gang kecil. walaupun aku tidak dekat dengan Claire,tapi dia itu sepupuku dan aku tau itu bukan rumahnya. dan jelas itu bukan rumah Toby, tidak perlu kuingatkan lagi bahwa Toby adalah tetanggaku dan jelas-jelas disebelah rumah yang berdiri dihadapanku itu bukanlah rumahku. walau tidak pernah masuk kerumah Mark tapi aku pernah mampir diberandanya atau bahkan hanya sekedar lewat. jadi satu-satunya yang mungkin adalah rumah Alice. tapi kulihat Alice juga sama bingungnya dengan yang lainnya.

"ayo" kata pak Larry tiba-tiba dan dia berjalan masuk ke gang kecil disebelah rumah itu. "tunggu!" kataku "jangan ikuti dia" dan semuanya menatapku. kemudian pak Larry bertanya "apa yang kau katakan Jake?" "kau dipihak merekakan?" jawabku "apa maksudmu? aku hanya ingin mengantar kalian pulang, kita akan lewat jalan pintas". kemudian aku memandang Alice dan bertanya "Alice, apa rumahmu kearah sini?" "eh? ti. .tidak" jawabnya gugup. "sudah dipastikan kau dipihak mereka" kataku lagi. "diantara kami berlima hanya rumah Alice yang aku tidak tau dan jelas tidak ada jalan pintas yang kau sebut tadi. lagipula kau terlihat begitu tenang ketika menemukan kami, tidak terlihat seperti orang yang baru kabur dari monster bertangan 6 dengan tombak aneh". "hey, yang dikatakan Jake masuk akal" timpal Mark. "Jack, kau anak yang pintar. . tapi fantasi-mu berlebihan" kata pak Larry. "jangan mengelak lagi, sejak mahkluk aneh itu masuk melalui mulutmu kau menjadi aneh" bantahku. "seperti yang kukatakan tadi Jake, kau anak yang pintar. tapi terkadang kepintaran itu yang akan mencelakakanmu" katanya tersenyum dengan pandangan mata yang mengerikan.

kemudian dari gang gelap dibelakangnya muncul 2 ekor manusia semut lengkap dengan tombaknya, dan ketika kami ingin lari kebelakang disana sudah berdiri seekor manusia semut dengan tombak terarah pada kami. "tubuh ini. . ." kata pak Larry sambil menepuk pundak salah satu manusia semut "adalah milik para ras Antz. tapi mereka hanyalah budak bagi kami" katanya lagi. "dan satu hal lagi, kami bukanlah mahkluk berlendir. kami adalah ras Lyque. kami mungkin terlihat lemah, tapi kami adalah ras terhebat diseluruh galaxy. kami bisa merasuki mahkluk apa saja dan membaca pikiran dan memory mereka. kami bahkan bisa mengambil ahli tubuh mereka. well, hampir semua maksudku. . .tapi manusia, mahkluk yang begitu lemah mental dan pikirannya ini sangat mudah sekali untuk dikuasai" katanya sambil tertawa pelan. "lihat saja orang ini. tidak butuh lebih dari 2 menit untuk menguasai seluruh tubuhnya. lemah sekali" kali ini ia tertawa begitu keras. "dasar parasit!" kataku kesal. "memang. nah, sebaiknya kalian menurut dan mungkin kalian akan dibiarkan hidup oleh Phantom. kami akan memerlukan tubuh kalian untuk berbaur dibumi ini" katanya pada kami. "yeah, dalam mimpimu saja" balas Mark. "kalau itu mau kalian" katanya, dan ketika ia memberi isyarat para manusia semut itu mendekat dengan tombaknya mengepung kami.



To Be Continued. . .


Jake dan yang lainnya terkepung !
berhasilkah mereka meloloskan diri?
apakah sebenarnya ras Lyque itu?
perlahan-lahan misteri mulai terkuak, namun memunculkan berbagai misteri baru. . .

Friday, November 20, 2009

The Invasion

Jake, Mark, Alice, Claire dan Toby mendapat hukuman dari wakil kepala sekolah, namun mereka melihat cahaya misterius dibalik bukit dekat perpustakaan tempat mereka berada. Jake dan yang lainnya pergi kesana untuk memeriksa sumber cahaya misterius tersebut.

-
ketika tiba dibelakang bukit kami berlima melihat ada sesuatu yang terdampar disana. pada awalnya tidak terlalu jelas karena tertutup oleh kabut, namun setelah kabut agak menghilang aku tercengang melihat sebuah pesawat aneh yang terdampar disana, aku bahkan tidak memperhatikan reaksi yang lainnya. pesawat itu tidak terlalu besar, untuk ukuran pesawat setidaknya. panjang dan lebarnya hanya sekitar 2x mobil dan tingginya hanya setinggi bus double-decker dengan garis-garis aneh yang bercahaya pendar seperti glow in the dark disepanjang badan pesawat.

"ayo" kataku sambil mencoba mengendap-endap kesana, tapi Claire menarik tanganku seraya berkata "apa kau sudah gila?" "aku tidak gila, aku hanya ingin memeriksa pesawat itu" bantahku. "tapi kita tidak tau pesawat apa itu" "karena itu aku akan kesana memeriksanya". satu hal yang membedakan kami, Claire tipe orang yang memikirkan segalanya baru bertidak sedangkan aku tipe orang yang bertidak dulu baru memikirkannya. namun persamaan kami adalah kami sama-sama keras kepala. kurasa itu memang mengalir didarah kami. "kalau begitu aku ikut denganmu" katanya lagi. "kami" koreksi Mark. aku memandang mereka semua sejenak "terserah kalian" kataku sambil mengangkat bahu. yah,satu lagi sifat burukku. . .cuek ! tapi berkat itu pula aku bisa bertahan disekolah yang banyak orang-orang menyebalkan seperti Tim dan kaki tangannya.

kami tiba didekat pesawat.sesaat sunyi, "apakah ada pilotnya?" Toby bertanya ragu-ragu. "ntahlah" aku tetap tidak mengalihkan pandanganku dari pesawat mini itu. lalu tiba-tiba muncul cahaya putih berbentuk garis dari badan pesawat yang kusadari membentuk pintu. kami semua terpana dan tidak bisa bergerak. setelah cahaya putih tersebut membentuk pintu keluar sesuatu yang sepertinya anak tangga. aku ingin berteriak "lari !" pada teman-temanku tapi tidak ada suara yang keluar dari tenggorokanku. kemudian muncul satu sosok dari pesawat itu, manusia. . .bukan, sesaat kau akan mengiranya manusia jika tidak melihatnya baik-baik. dia memiliki paras yang begitu sempurna. dadanya bidang bagai seorang perenang handal dengan otot perut yang dibungkus oleh baju mirip tanktop tapi seperti terbuat dari kulit berwarna hijau tua yang menempel ketat dibadannya. otot-otot tangannya terbentuk dengan bagus sekali namun dengan telapak tangan dan jari-jari panjang yang sehalus jari wanita. rambut hitamnya yang berkilauan bagian belakangnya diikat menjuntai kebelakang sedangkan bagian depannya acak-acakan menutupi keningnya dan dibawahnya terdapat hidup yang mancung. tapi jika melihat dengan seksama kau akan sadar bahwa warna kedua matanya berbeda, yang sebelah kanan berwarna hijau dan yang sebelah kiri berwarna biru. kusadari ia mempunyai tanduk lurus berarah diagonal sepanjang satu jengkal disela-sela rambutnya. walau terpana dengan penampilannya itu tapi aku tidak bisa mengabaikan ekor yang aneh dengan ujung yang seperti mata pisau yang meliuk-liuk dibelakangnya.

ia berjalan dengan tenang menuju kami dan berhenti tepat didepanku. ketika pandangan kami beradu aku merasakan ketenangan dan kedamaian dari pancaran sinar matanya yang lembut. ketakutanku hilang seketika. seketika itu juga aku sadar akan sesuatu. dia sedang terluka dan darahnya berwarna biru ! "tenanglah manusia" ia berkata dari mulut tapi suaranya seperti muncul didalam pikiranku, ia lebih seperti berbicara didalam pikiranku. aku memandang teman-temanku dan tempaknya mereka juga mendengarnya. "aku tidak bermaksud jahat" aku masih terlalu terpana untuk menjawab, yang kulakukan saat itu hanyalah menganggukan kepalaku. "aku adalah ras Herc dari planet yg jauh diluar galaxy kalian" dia berkata dalam pikiranku lagi.

dia mengamati kami sejenak "5 orang" katanya lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada kami. "ambillah ini" ia menjulurkan kristal kecil ditangannya yang berjumlah 5 buah. kami masing-masing mengambil satu dengan ragu-ragu. "tempelkan kristal itu didada kalian tepat dibagian jantung" sejenak kami bingung "cepatlah, sudah tidak ada waktu lagi" entah kenapa saat itu kami menurutinya dan kristal itupun bercahaya terang dan lenyap. sebagai gantinya ditelapak tangan kami muncul sebuah tanda aneh dan tanganku terasa agak panas ditempat tanda itu berada. kemudian ia memandang kami satu persatu dan tersenyum kecil. ia memandang Toby dan terdiam sejenak dan kemudian berkata padanya "semuanya akan menjadi lebih baik". kemudian ia berkata kepada kami semua "sudah saatnya kalian pergi" dan dia memandangku "pimpin mereka" katanya.

tiba-tiba tampak cahaya merah terang dilangit dan sedetik kemudian terdapat pesawat yang puluhan kali lebih besar dari pesawat si Herc sudah berada diatas kami. "sekarang !" dan kamipun berlari seolah kekuatan yang tadi hilang sudah kembali kekaki kami. aku berlari sekuatku dan kami kembali bersembunyi disemak-semak mengintai apa yang terjadi. pesawat kedua kemudian mendarat dan keluarlah mahkluk-mahkluk yang berdiri dengan 2 kaki dan mempunyai 4 tangan. kulitnya coklat dan mempunyai mulut bercapit serta 4 mata kecil. masing-masing dari mereka membawa senjata tombak dengan ujung yang aneh. "semut" kata Toby tiba-tiba. "apa?" kataku masih berusaha mencerna apa yang terjadi tadi sambil berusaha mengamati apa yang akan terjadi. "mereka manusia semut" kata Toby lagi, dan akhirnya aku mengerti maksudnya. setelah berlusin-lusin manusia semut yang keluar dari kapal tersebut muncul satu sosok lagi. sosok itu benar-benar mirip dengan si ras Herc tapi benar-benar berbeda juga. tanduknya lebih panjang dan tebal. matanya yang sebelah kanan berwarna hijau,tapi alih-alih biru yang kiri berwarna merah. ia mengenakan pakaian yang sama dengan si ras Herc hanya saja berwarna hitam dan dipunggungnya terdapat jubah panjang berwarna merah. sejenak aku merasa merinding melihat penampilannya walau itu hanya dari jauh. bisa kurasakan bahwa sosok itu sangatlah jahat !

"wah..wah..pangeran kedua,sudah tidak bisa kabur lagi rupanya" ia juga berbicara dalam pikiranku, suaranya berat dan bergetar. beda dengan sang pangeran yang suaranya menenangkan, suaranya benar-benar membawa ketakutan. hampir saja aku panik karena kupikir ia mengetahui keberadaan kami, tapi aku sadar bahwa ia bicara bukan kepada kami. "Phantom" suara sang pangeran bergetar ketika menyebut nama itu "sungguh kesempatan langka melihatmu memimpin pasukan sendiri hanya untuk menyerbu planet kecil dan seorang Herc" "serahkan Life Crystal-mu padaku" pintanya. "tidak ada padaku" "tampaknya aku harus menggunakan kekerasan" "serbu !" pintanya pada prajurit semutnya. namun sang pangeran tampaknya sudah mengetahui akan begini, dalam sekejap ia melayang setinggi 2 meter dan memancarkan cahaya putih yang menyilaukan. tapi sang komandan yang dipanggil Phantom juga melakukan hal yang sama, namun cahaya yang dipancarkannya berwarna merah. jika sang pangeran terlihat bagaikan malaikat maka kau bisa menggambarkan Phantom sebaliknya.

"Jake, yakinlah kau bisa" kata sang pangeran kepadaku sesaat sebelum ia terjatuh ketanah. ketika kedua cahaya itu meredup kusadari bahwa pasukan manusia semut semuanya berbaring tidak berdaya. tapi mereka tidak mati, hanya sekarat. tidak lama dari pesawat besar turun sebuah pesawat kecil yang dikendarai oleh 2 ekor manusia semut. mereka mengangkat pangeran dan sesaat sebelum memasukkannya kepesawat Phantom berkata "begitu lemah, tampaknya kristal itu sudah tidak ada padamu" dan mereka memasukkannya kepesawat kecil yang kembali kepesawat induk. Phantom sang komandan kemudian mengumandangkan suaranya "PASUKAN 2 ! kepung dan cari didaerah ini" dan kemudian selusin pesawat kecil turun dari pesawat induk. yang turun dari pesawat ternyata tidak hanya manusia semut,tapi juga mahkluk bening kecil berbentuk lonjong yang berjalan seperti siput dengan menggunakan lendir dan melata.

"yiaks,menjijikan. . .mahkluk apa itu" kata Mark "kita harus kabur dari sini" Claire mengingatkan. "ya, kau benar. . .ayo" tapi ketika kami akan pergi terdengar suara dari belakang kami "hey, apa yang kalian lakukan disana?" dia adalah satpam yang menjaga sekolah saat shift malam. rupanya dia datang memeriksa karena jam hukuman kami sudah selesai. "siapa disana yang menyalakan kembang api" protesnya lagi. kemudian terdengar seruan dari Phantom "disana !". kami berlima berlari dan serempak berteriak "LARI !!!"



To Be Continued. . .


bagaimana nasib mereka berlima?
bagaimana pula nasib sang pangeran?
siapa sebenarnya Phantom dan mengapa ia menginginkan kristal tersebut?
begitu banyak tanda tanya dan misteri. . .